Etnis Cina Akan Melakukan Politik Pembersihan Ras Kepada Etnis Pribumi Indonesia

- Jumat, 14 Maret 2025 | 17:05 WIB
Etnis Cina Akan Melakukan Politik Pembersihan Ras Kepada Etnis Pribumi Indonesia


'Etnis Cina Akan Melakukan Politik Pembersihan Ras Kepada Etnis Pribumi Indonesia'


Oleh: Sutoyo Abadi


“Intelijen” adalah mata dan ujung tombak dalam lembaga negara. Bila mata dan ujung tombak negara ini telah lumpuh karena  karena infiltrasi musuh dari asing maka negara dalam ancaman.


Politik Intelijen adalah politik negara yang bersifat independen dibangun dalam rangka tujuan untuk kepentingan Pertahanan dan Keamanan dan Kewaspadaan Nasional sebuah Negara dan bukan untuk kepentingan kewaspadaan sepihak penguasa atau presiden yang sedang berkuasa.


Mewaspadai masuknya gelombang besar warga negara asing Cina Komunis yang berkedok TKA adalah bagian dari operasi intelijen masuknya tentara cina ke Indonesia.


Semua konsep konspirasi dan konsep intervensi asing ujung tombaknya adalah sebuah “Gerakan Intelijen Militer”


Bahwa ancaman bahaya laten Komunisme di Indonesia adalah real benar ada dan bukan kebangkitan lagi ini serius. 


Gerakan kiri sudah bebas masuk hampir ke seluruh sendi birokrat dan telah berhasil sukses mengendalikan kebijakan pemerintah saat ini.


Nama PKI memang sudah tidak ada dan sudah dibubarkan. Tapi yang namanya ideologi  tidak akan pernah bubar dan mati akarnya.


PKI telah bermetamorfosis telah berganti baju menjadi sebuah KGB Komunis Gaya Baru ( KGB ) yang telah masuk ke seluruh aspek masyarakat melalui aspek politik, ekonomi, sosial budaya, agama dan institusi TNI Polri


Apakah ada hubungan “benang merah” antara KGB dengan negara RRC Komunis Cina melalui para TKA nya? tentu ada dan tersambung.


Para tenaga kerja China yang dikirim ke negara Indonesia sebagian besar merupakan Tentara Cina terlatih dari ,”Bangsa Han”, terkenal berkarakter keras, kasar dan sadis karena mayoritas atheis.


Bangsa “Han-lah” yang telah berhasil merebut, menguasai dan membantai suku Xinjiang (yang Muslim), suku Mongolia ( menghabisi kekaisaran kerajaan Mongol) dan suku Tibet (Biksu Budha Dalai lama).


Bangsa “Han” ditugaskan ke Indonesia menyamar sebagai TKA dan tidak akan kembali ke China sampai berhasil tugasnya untuk membaur menjadi warga negara Indonesia dengan tujuan menguasai Indonesia dalam program waktu 10 tahun untuk “mencinakan” Indonesia dengan mensekulerkan lalu menkomuniskan  Indonesia.


Keberadaan bangsa Han yang dikamuflase sebagai pekerja TKA, pembagian prosentasenya adalah (40% warga sipil cina) dan (60% adalah Tentara resmi organik Cina.)


Gelombang warga imigran TKA Cina masuk ke Indonesia dengan Tiga Gelombang sbb :


Gelombang pertama, tahun 2019 sd 2022 efektif selama tiga tahun para WNA Cina ini telah memenuhi Indonesia dengan mendiami disekitar wilayah  “site project” diwilayah tambang dan infrastuktur di seluruh wilayah kepulauan Indonesia.


Gelombang kedua, tahun 2022 sd 2025 efektif selama tiga tahun para WNA Cina memenuhi Indonesia dengan mendiami disekitar wilayah desa-desa (pinggir kota) dan kota-kota besar dengan stay home di hotel-hotel dan dirumah mewah dan non mewah dengan status kontrakan sudah tersebar di seluruh kota-kota besar Indonesia sebagai TKA dan turis, mereka ini yang notabene adalah “Tentara organik Cina”


Gelombang ketiga, tahun 2025 sd 2027 efektif selama dua tahun ini para WNA Cina telah  memenuhi dan mendiami hampir di seluruh wilayah-wilayah Nusantara yang berjumlah lebih dari 30 sd 40 juta jiwa WNA Cina. 


Disaat itu bukan hanya sebagai TKA tapi mereka telah berhasil menyusup masuk kedalam lembaga negara dan institusi negara sebagai ASN dan anggota Polri karena telah memiliki E-KTP resmi.


Jumlah Warga Negara Asing Komunis Cina akan terus meningkat dan membengkak yang endingnya nanti bakal menyeimbangi jumlah total penduduk pribumi Indonesia yang 277 juta jiwa.


Xi Jinjing telah membentuk team khusus yaitu para agen  Ministry of State Security ( MSS ) yaitu agen Intelijen Tiongkok untuk terus bekerja sama dengan birokrat  pemerintah untuk meremote pemerintah dan tindakan preventif dalam rangka memberangus komponen-komponen inti. 


Ada Dua Komponen Inti Bangsa yaitu : Komponen Umat Islam dan Komponen Kerajaan Nusantara


Dua komponen ini dipandang oleh PKC Partai Komunis Cina (PKC) dan “MSS” sebagai momok penghalang terbesar bagi Invasi Cina Komunis kuasai Indonesia. 


Karena dua elemen ini dipandang  sebagai “Elemen Garda Terdepan” elemen perlawanan rakyat semesta bagian dari Sishankamrata. Merupakan ancaman terbesar bagi misi Inlander Cina kuasai Indonesia.


Agen MSS intelijen China tersebut saat ini diyakini telah berhasil melakukan infiltrasi menyusup kedalam institusi BIN dan Mabes Polri sehingga dua lembaga tersebut saat ini dalam kontrol MSS Cina dan PKC Cina.


Dengan tujuan untuk memberangus_ komponen Umat Islam dengan issue terorisme dan radikalisme.


Memunculkan kembali issu teroris, radikalis dan intoleran terhadap umat Islam Indonesia sebagai komponen inti mayoritas terbesar di Indonesia. 


Dan memunculkan issue feodalisme terhadap komponen Kerajaan Nusantara sebagai komponen inti kaum pribumi.


Melemahkan dan melenyapkan dua komponen inti tersebut adalah by design program jangka pendek dan utama didalam operasi intelijen MSS.


Karena Dua Komponen tersebut bagi negara RRC Cina komunis adalah Dua komponen yaitu Umat Islam dan Kerajaan (monarki) adalah garda terdepan negara sebagai penghalang terbesar dan terberat dalam Cina menguasai Indonesia.


Mekanisme strategi secara politik telah ditempuh Cina dengan ikut campur dalam peta politik pemilihan capres  Indonesia yang diinginkan rezim RRC Xi Jinping dan secara pasukan dengan Cina mengirim tentaranya dengan kamuflase TKA adalah benar serius.


Para TKA Cina nantinya ditugaskan untuk  menguasai wilayah-wilayah sepanjang sabuk kepulauan Indonesia, pinggir kota lalu kemudian mengepung kota (sistem desa kepung kota) dan akhirnya menguasai center negara.


Kita sangat paham bagaimana cara strategi dan ambisi China dalam menguasai sebuah negara seperti telah berhasil mereka kuasai yaitu Xinjiang (Muslim), Mongolia (kekaisaran) dan Tibet (Biksu Budha).


Awalnya seolah beri bantuan dengan sebar hutang tinggi lalu bangun infrastruktur dengan sistem skema “turn-key project”.


Tentara cina terlatih dari bangsa Han yang perintah presiden RRC Xi Jinping mayoritas mereka tidak boleh balik kembali ke negaranya Cina.


Lalu setelah cukup waktu dan kuat, baru negara tersebut direbut, diduduki dan dikuasai. 


Dan dilakukan race cleansing “pembersihan ras” kepada etnis pribumi Indonesia bagi yang melawan dan menentangnya. ***

Komentar