Korban Penipuan Kepala Cabang Maybank Rp 30 Miliar Kent Lisandi Meninggal Dunia, Depresi Berujung Serangan Jantung

- Jumat, 14 Maret 2025 | 14:30 WIB
Korban Penipuan Kepala Cabang Maybank Rp 30 Miliar Kent Lisandi Meninggal Dunia, Depresi Berujung Serangan Jantung


Kabar duka menyelimuti dunia pejuang keadilan. Kent Lisandi, sosok yang dikenal vokal dalam memperjuangkan hak-hak korban penipuan, dikabarkan tutup usia pada Senin, 10 Maret 2025 di Bandung. Kent diduga meninggal akibat serangan jantung.

Informasi kepergian Kent dikonfirmasi oleh Dr. Benny Wullur, SH, M.Kes, yang selama ini mendampinginya sebagai kuasa hukum dalam perkara dugaan penipuan investasi ponsel yang melibatkan oknum dari Maybank. Kasus yang ditanganinya disebut-sebut mencapai kerugian hingga Rp 30 miliar.

Setelah melayat ke rumah duka, Benny menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam. Ia mengungkapkan kehilangan besar atas wafatnya klien sekaligus sahabat dekatnya itu.

“Kepergian Kent Lisandi adalah duka mendalam bagi kami semua. Ia diduga meninggal akibat serangan jantung yang dideritanya,” ujar Benny, kepada wartawan dikutip Poskota, Jumat 14 Maret 2025.

Beberapa bulan terakhir, Kent tengah berjuang untuk mendapatkan kembali dana yang diduga digelapkan oleh dua tersangka berinisial AS dan RS. Kasus ini bermula saat Kent diajak berinvestasi oleh AS, yang kala itu menjabat Kepala Cabang Maybank Cilegon. AS memperkenalkan Kent kepada RS, yang kemudian dipercaya sebagai mitra bisnis.


Kent Lisandi semasa hidup bersama kuasa hukumnya Benny Wullur yang memperjuangkan nasib para korban penipuan. (Sumber: Dok Benny Wullur)

Berdasarkan perjanjian resmi yang tertulis di atas kop surat Maybank, Kent diminta mentransfer sejumlah uang ke rekening RS dengan janji dana tersebut hanya akan digunakan sebagai jaminan selama dua minggu. Setelah masa itu, uang dijanjikan akan dikembalikan.

Namun kenyataannya, uang tersebut malah dipindahkan ke rekening istri RS, sebelum akhirnya hilang tanpa jejak.

Kedua tersangka saat ini telah diamankan oleh pihak kepolisian dan mendekam di tahanan Polres Metro Jakarta Pusat guna menjalani proses hukum lebih lanjut.

Benny menjelaskan bahwa tekanan akibat kasus tersebut sangat mempengaruhi kondisi fisik dan mental Kent. Aktivitas bolak-balik antara Jakarta dan Bandung dalam rangka memperjuangkan haknya membuat Kent kelelahan. Apalagi, sebagian dana yang hilang merupakan titipan dari rekan-rekan bisnisnya.

“Semua ini adalah kehendak Tuhan. Kami hanya bisa mendoakan almarhum Kent Lisandi agar mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan ini,” kata Benny.

Sumber: psokota
Foto: Kent Lisandi/Net

Komentar