Seorang konten kreator di TikTok dibuat terperangah dengan penampakan
hamparan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Konten kreator dengan nama Jerhemy
@jerhemynemoo itu mengunggah momen dirinya datangi lokasi Lumpur Lapindo.
"Pertama kali melihat Lumpur Lapindo sekarang," tulis @jerhemynemoo.
Usai turun taksi, Jerhemy kemudian minta diantar warga setempat untuk
datangi lokasi lumpur lapindo dengan sepeda motor. Pria yang mengantarnya
adalah salah satu korban yang rumahnya tenggelam lumpur Lapindo.
"Kayak laut, seluas dan seseram ini," ujarnya sambil memandangi hamparan
lumpur.
Video tersebut sontak menuai berbagai respons dari warganet.
"Semua generasi seluruh ndonesia harus tau kalau ini sudah terjadi - 19
tahun dan belum berhenti karena pengeboran," komentar warganet.
"Percaya ga percaya, orang yang kena dampaknya lumpur Lapindo hampir 70
persen mereka pindah masih deket-deket tapi beda kelurahan, kayak ga rela
gitu kalau kenangannya ilang begitu aja," tulis warganet di kolom komentar.
"Nggak ada yang tau, kapan Sidoarjo bakal ilang semua ditelan lumpur
Lapindo. Jujur aku takut, tapi ya mau gimana lagi, siap ga siap pasti
terjadi suatu saat nanti," timpal lainnya.
@jerhemynemoo Replying to @louveiss lumpur sidoarjo.. 😭 #VlogOwen #WenJelajah #sidoarjo #lumpurlapindo #education #fakesituation⚠️ #RamadanDiTikTok #SerunyaDiTikTok ♬ original sound - jerhemynemo 🍃
Diketahui lumpur Lapindo masih masih menyembur ke permukaan sejam tahun
2006. Pertama kali, lumpur ini menyembut pada 29 Mei 2006 di lokasi
pengeboran minyak bumi Sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), Desa Renokenongo,
Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Setidaknya ada 16 desa tengglam akibat semburan Lumpur Lapindo dengan luas
640 hektar.
Sumber:
suara
Foto: Potret Lapindo Kini (Kolase)
Artikel Terkait
Terungkap di Persidangan: Semua Ijazah Jokowi Tidak Ada Aslinya!
Tidak Mau Menipu Rakyat dan Menjadi Bumper Rezim, Mestinya Sri Mulyani Mundur dari Menkeu!
Kalau Negara tak Sanggup Menghadapi Aguan, Jadikan Banten 48 Jam Wilayah Bebas Hukum untuk Mengadili Aguan
Ahok Kaget Data Kejagung Lebih Komplit soal BBM Oplosan