OPM Klaim Tewaskan 10 Prajurit TNI dalam Penyergapan di Intan Jaya

- Rabu, 12 Maret 2025 | 15:50 WIB
OPM Klaim Tewaskan 10 Prajurit TNI dalam Penyergapan di Intan Jaya


PARADAPOS.COM -
Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) mengeklaim 10 prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) meninggal dunia dalam operasi penyergapan di salah-satu wilayah di Papua.  Sebelas pucuk senjata, pun raib dirampas oleh kelompok separatis dalam operasi tersebut.

Dalam laporannya, Juru Bicara TPNPB - OPM Sebby Sambom mengatakan, para prajurit TNI yang terbunuh merupakan tim Gajah Mada-1 dari Satgas Habema.

“Telah terjadi penyergapan oleh kelompok OPM terhadap 1 Tim Gajah Mada-1 DPP Letda Inf Alpin Siagian yang sedang melaksanakan ambush di CO.48 M 753596 9276561,” dalam laporan yang disampaikan Sebby melalui pesan singkat kepada Republika, di Jakarta, Rabu (12/2/2025) malam.

Sebby menerangkan titik lokasi penyergapan tersebut, berada di pedalaman Provinsi Papua Tengah. “Wilayah penyergapan di Intan Jaya,” kata Sebby.

Akan tetapi jaringan komunikasi yang terputus di wilayah tersebut, membuat situasi terkini yang belum diketahui. Namun begitu, kata Sebby, jaringan TPNPB - OPM berhasil mendapatkan data informasi bersumber dari pihak TNI.

Dikatakan dalam laporan tersebut, kronologis kejadian penyergapan terjadi pada Senin (10/2/2025). “1 Tim DPP Letda Inf Alpin S berangkat ke titik ambush di CO 48 M 753596 9276561. Sebelum berangkat dilaksanakan pengecekan baik personel maupun materiil,” begitu dalam laporan tersebut.

Sekitar pukul 23:00, tim ambush dikabarkan sampai di titik penyergapan. “Dan Dantim menempatkan personel dititik ambush,” dalam laporan tersebut.

Pada Selasa (11/2/2025), kelompok separatis bersenjata dikabarkan mengetahui kabar penyergapan tersebut.

“Kelompok OPM melaksanakan penyergapan terhadap tim ambush karena kedengaran mengeluarkan suara (batuk) tidak dispur sehingga OPM membuka tembakan dengan jarak 2 meter dan tidak diketahui oleh tim ambush,” begitu dalam laporan tersebut. 

Sekitar pukul 02:15, dikatakan Benteng-1 menyampaikan laporan adanya rentetan tembakan di posisi penyergapan. “Pukul 02:15 Benteng-1 melaporkan kepada Danpos terdengar rentetan tembakan di kedudukan ambush tim Gajah Mada-1. Kemudian Dan TK memerintahkan seluruh personel yang di TK Mamba melaksanakan stelling kedudukan,” tulis laporan tersebut.

Selanjutnya, pada pukul 02:25 terjadi hilang kontak. “Danspos mengubungi tim Gajah Mada-1 beberapa kali namun tidak mendapatkan respons. Kemudian Danpos melaporkan ke Komando atas,” sambung laporan tersebut.

Selanjutnya, sekitar pukul 03:00 otoritas militer membentuk tim untuk melakukan pengecekan langsung di titik penyergapan. “Danpos membentuk tim penyisir untuk mengecek posisi tim ambush,” lanjut laporan tersebut.

Sekitar pukul 05:30 satuan pesawat nirawak pengintai diterjunkan untuk melakukan pemantauan langsung via udara. “Tim drone melaksanakan pengintaian dan tim penyisiran DPP Sertu Sulung berangkat melaksanakan penyisiran di lokasi kejadian,” kata laporan tersebut.

Pada pukul 06:00 diketahui 10 personel yang melakukan penyergapan dikabarkan meningga dunia. “Danpos mendapatkan laporan dari Tim Penyisiran bahwa 10 personel TK Mamba yang sedang Ambush meninggal dunia dan 11 pucuk hitam manis (8 pucuk SS2 V4 ( 1 GLM), 2 pucuk DMR dan 1 pucuk pistol) hilang direbut oleh kelompok OPM, selanjutnya Danpos memerintahkan untuk 10 korban di evakuasi menuju TK Mamba dan melaporkan kepada Komandan Atas,” tulis laporan tersebut.

Masih berdasarkan laporan tersebut, sekitar pukul 06:20 tim penyisiran melakukan evakuasi. Tim penyisiran berhasil mengevakuasi korban ke TK Mamba, dalam keadaan aman.

Dari laporan yang sama, disebutkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 10 personel. “Kerugian: Personel 10 orang meninggal dunia,” kata laporan tersebut.

Adapun kerugian materiil, berupa 11 pucuk senjata api. Berupa 8 pucuk SS2V4 ( 1GLM), 2 DMR, dan 1 pucuk pistol (G2C). Sampai berita ini disiarkan, belum ada tanggapan resmi dari otoritas TNI.

Kapendam Cenderawash Letkol Candra Kurniawan meminta Republika untuk mengonfirmasi laporan tersebut kepada Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan).

Namun dari otoritas satuan gabungan untuk wilayah Papua tersebut, pun tak ada merespons. Di Jakarta, Kapuspen TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Hariyanto, pun tak memberikan respons. Konfirmasi serupa kepada Pangliam TNI Jenderal Agus Subiyanto, pun tak mendapatkan jawaban.

Sumber: republika

Komentar