Direktorat Reskrimum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan korban dugaan pencabulan yang dilakukan oleh Kapolres Ngada nonaktif AKBP Fajar Widyadharma Lukman hanya satu orang.
"Korban hanya satu orang berusia enam tahun," kata Direktur Reskrimum Polda NTT Kombes Patar Silalahi dilansir ANTARA, Selasa, 11 Maret.
Korban dipesan oleh Fajar melalui seorang wanita berinisial F.
Saat dipesan F menyanggupinya sehingga F lalu mencari anak-anak dan mendapati korban dan langsung membawanya ke hotel yang sebelumnya sudah dipesan Fajar.
Dalam proses penyelidikan yang dilakukan Polda NTT, di salah satu hotel yang kamarnya sudah dipesan, terbukti ada tanda pengenal yakni Surat Izin Mengemudi (SIM) milik Kapolres Ngada nonaktif tersebut.
"Jadi tidak terbantahkan lagi, adanya fotokopi SIM di resepsionis salah satu hotel tersebut, atas nama FWSL," ujar dia.
Dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Mabes Polri, pelaku koperatif dan menyatakan memang melakukan pencabulan tersebut.
Saat ini Polda NTT belum melakukan pemeriksaan Kapolres Ngada nonaktif. Karena itu, Polda belum menetapkan status tersangka.
Sebelumnya berdasarkan keterangan dari Plt Kadis PPA Kota Kupang Imel Manafe disebutkan ada tiga anak di bawah umur yang menjadi korban kasus dugaan pencabulan tersebut. Tiga anak itu berusia 14 tahun, 12 tahun dan tiga tahun.
Sumber: voi
Foto: Direktur Reskrimum Polda NTT Kombes Patar Silalahi didampingi Kabid Humas Polda NTT Kombesl Henry Novika Chandra saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kupang. ANTARA/Kornelis Kaha
Artikel Terkait
Bikin Malu! Kasus Pencabulan Anak oleh Kapolres Ngada Pertama Kali Dilaporkan oleh Polisi Australia
Susi Pudjiastuti Marah di X, Minta Pemerintah Bubarkan Kemendag Buntut Kasus Minyakita
Rektor UI Berani Lawan Guru Besar dan Alumni, Skandal Disertasi Bahlil Kian Panas!
Tekanan Politik di Balik Lahirnya Supersemar