Ada Orang Jawa Hidup Berdampingan Nabi Muhammad, Raja Arab Penasaran!

- Selasa, 11 Maret 2025 | 10:15 WIB
Ada Orang Jawa Hidup Berdampingan Nabi Muhammad, Raja Arab Penasaran!




DMEOCRAZY.ID - Dalam dunia Islam, Nabi Muhammad merupakan figur besar nan hebat. 


Mengacu pada sumber tradisional Islam Nabi Muhammad merupakan penerima wahyu Allah SWT untuk menyebarkan Islam di bumi. 


Lalu menjadi pemimpin agama yang senantiasa menyebar kebaikan dan aktivitasnya diikuti para penganutnya sampai sekarang.


Di balik kebesaran Nabi Muhammad ternyata ada orang Jawa yang hidup berdampingan di era eksistensi beliau. 


Alias hidup sekitar tahun 570-632 Masehi atau 1.392 tahun lalu. Siapa orang itu? 


Ratu Shima, Penguasa Tanah Jawa





Ratu Shima hidup beririsan dengan Nabi Muhammad. Sejarah mencatat dia lahir pada tahun 611 M di Sumatera Selatan. 


Pada tahun tersebut Nabi Muhammad berusia 41 tahun dan baru setahun diangkat rasul. 


Ratu Shima adalah anak dari agamawan Hindu yang pindah ke Jepara usai menikah dengan Kartikeyasinga dari Kerajaan Kalingga. 


Saat di Jawa, Ratu Shima tinggal di berbagai candi Hindu di kawasan Dieng. 


Posisi Ratu Shima perlahan makin kuat usai suaminya, Katikeyasinga, diangkat menjadi Raja Kalingga pada tahun 648 Masehi. 


Ketika Katikeyasinga berkuasa, Nabi Muhammad sudah wafat dan Jazirah Arab memasuki periode kekhalifahan, tepatnya Periode Khulafaur Rasyidin yang dipimpin sahabat Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib (656-661 M).


Dalam Sejarah Nasional Indonesia (2008) diceritakan, posisi Ratu Shima yang semula istri raja berubah menjadi penguasa tunggal Kalingga usai suaminya wafat pada 678 M. 


Dia menjadi Ratu Kalingga sebab tak ada penerus yang bisa berkuasa. Anak-anaknya masih sangat kecil. 


Saat menjadi raja, sejarah mencatat Kerajaan Kalingga mencapai masa keemasan. 


Ratu bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara ini berhasil membawa Kalingga menjadi kerajaan terkenal, khususnya di sektor perdagangan. 


Dalam Tradisi Pemikiran Islam di Jawa (2006) diceritakan, Ratu Shima berhasil mengubah pelabuhan Jepara sebagai sentra perdagangan dan pertemuan para pedagang dari berbagai wilayah. 


Bahkan, disebutkan juga Kalingga sudah menjalin perdagangan dengan Dinasti Tang dari China. 


Mengacu pada naskah China kuno yang terhimpun di Nusantara dalam Catatan Tionghoa (2009), terungkap kalau para pedagang China sudah berdagang dan menyaksikan kejayaan Ratu Shima. 


Para pedagang bersaksi kalau Kerajaan Kalingga sangat kaya karena menjadikan garam yang mudah ditemukan sebagai komoditas ekspor. 


Ada juga beberapa utusan Ratu Shima yang pergi ke China menjalin relasi dengan kaisar.


Lalu, para penduduknya pun sudah sangat maju karena mengenal aksara dan ilmu astronomi. 


Di Kalingga juga terdapat pusat agama Budha Hinayana, sehingga banyak penganut Budha belajar agama bertahun-tahun di sana. 


Raja Arab Penasaran


Besarnya popularitas membuat banyak orang dari berbagai kawasan datang mengunjungi Kerajaan Kalingga.


Mereka datang bukan hanya untuk berdagang, tetapi ingin  membuktikan sikap tegas Ratu Shima.


Kala itu, banyak orang dari luar negeri mengetahui bahwa Ratu Shima sangat tegas kepada penduduknya. 


Dia membuat aturan tegas yang membuat semua warga tunduk kepada sang penguasa. 


Salah satu cerita paling terkenal diungkap oleh Soekmono dalam Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia (1988). 


Kala itu, ada seorang Raja Ta-Shih yang berasal dari Jazirah Arab penasaran atas sikap tersebut dan datang ke Kalingga membawa karung emas. 


Rencananya, karung emas akan ditaruh di tengah jalan dekat pusat kerajaan. 


Raja Ta-Shih ingin mengetahui apakah ada yang mengambil karung emas tersebut. 


Soalnya, dia mendengar penduduk Kalingga sangat takut atas hukuman Ratu Shima. 


Namun, beberapa bulan kemudian, karung emas tak bergerak. Alias tak ada yang mengambil. Saking takutnya. 


Sampai akhirnya, posisi karung emas tersebut bergeser sedikit karena anak Ratu Shima paling disayang, Pangeran Narayana, tak sengaja menyentuhnya. 


Pada titik ini, Ratu Shima langsung mengeluarkan aturan tegas, yakni hukuman mati.


Singkat cerita, putusan hukuman mati berubah jadi pemotongan kaki. Sebab, kakinya dianggap bersalah karena menggeser karung emas. Alhasil, kaki Narayana pun dipotong sebagai hukuman. 


Hidup Ratu Shima sendiri berakhir pada 695 Masehi. Sementara Kerajaan Kalingga runtuh pada tahun 752 M. 


Ketika situasi ini terjadi, Islam di Jazirah Arab sudah berkembang pesat. 


Sejarah mencatat di Arab sudah memasuki era Bani Umayyah yang eksis dari tahun 661-750 Masehi. 


Sumber: CNBC

Komentar