Bubarkan Kabinet Merah Putih Prabowo

- Senin, 10 Maret 2025 | 16:55 WIB
Bubarkan Kabinet Merah Putih Prabowo


'Bubarkan Kabinet Merah Putih Prabowo'


Oleh: Sutoyo Abadi

Pengamat Politik


Dalam sebuah wawancara di Metrotv, 28 April 2024, Datuk Sri Tahirmengatakan “Minoritas harus bersyukur, minoritas bisa jadi terkaya di sebuah negara minoritas itu cuma di Indonesia”.


UUD 2002 telah menunjukkan sukses besar menciptakan Indonesia sebagai negara kapitalis, kekuatan  modal (finansial) yang diwakili 9 (sembilan) naga, makin kaya dan digdaya sebagai pengendali dan penguasa Nusantara.


Kekuatan oligarki bukan hanya makin kaya juga telah eksis sebagai mengendalikan denyut nadi politik, ekonomi dan hukum, Indonesia seperti tidak berdaya bersamaan perubahan semua sistem penyelenggaraan pemerintahan dalam remote mereka.


Korporasi kekuatan dan kekuasaan kapitalis pengaruhnya terhadap kebijakan politik, ekonomi dan hukum di Indonesia semakin kuat dalam kendalinya.


Dalam sebuah negara Presiden Prabowo membentuk kabinet Merah Putih dengan pejabat setingkat menteri 8 orang, menteri  48 orang , wakil menteri  55 orang, Total jumlah menteri 111 orang.


Terasa seperti tidak berdaya menghadapi sembilan naga. Adalah sebutan untuk sembilan pengusaha kakap yang diyakini menguasai jaringan politik, ekonomi dan hukum di Indonesia yaitu :


“Robert Budi Hartono.Yacob Soetoyo, Anthony Salim, Dato Sri Tahir, James Riady, Rusdi Kirana, Tommy Winata, Sofjan Wanandi dan Edwin Soeryadjaya.”


Apakah terkait kekuatan oligarki diatas dan lemahnya Kabinet Merah Putih dengan tiga point penting yang pada pertemuan Prabowo Subianto dengan Jokowi pada tanggal 13 Oktober 2024 di di kediaman Jokowi di  Solo :


Pertama : Jokowi menitipkan nama orangnya untuk masuk kabinet Merah Putih.


Kedua : Jokowi meminta Prabowo untuk tidak mengubah atau mengganggu program oligarki yang telah mendapatkan persetujuan Xi Jinping (RRC).


Ketiga : Bernada mengancam apabila point 1 dan 2 diganggu, maka oligarki akan menggangu dan atau akan merusak  ekonomi negara.


Kalau benar bersenyawa dengan tiga points diatas, apabila Prabowo tidak kembali pada jati dirinya, sebagai kepala negara dan pemerintahan dengan Kabinet Merah Putihnya, yang eksistensinya seperti “ada dan tiada” lebih baik di bubarkan saja, biarlah rakyat menentukan nasibnya sendiri untuk melawan penjajah gaya baru diatas tanpa kabinet yang tenggelam dibawah kendali sembilan naga.  ***

Komentar