Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai jika bukan tanpa alasan kekinian publik atau masyarakat melihat ada tanda-tanda reformasi jilid ke dua. Pasalnya menurut Rocky kekinian sudah terlihat variabel Indonesia akan mengalami seperti kejadian 1998.
Hal itu disampaikan Rocky dalam akun Youtube bernama Rocky Gerung Official dilihat Suara.com, Sabtu (8/3/2025). Awalnya sang pembawa acara dalam unggahan Youtube tersebut menyatakan memang saat ini telah tertangkap satu situasi yang mengingatkan ketika pra Reformasi 1998.
Menurut sang pembawa acara tersebut dirinya bukan mengompor-ngompori tapi hanya sekedar mengingatkan.
Rocky sebagai penanggap lantas menyampaikan, memang wajar jika kini publik melihat tanda-tanda akan terjadi Reformasi jilid ke dua. Sebab, seluruh komponen yang terjadi di 1998, kekinian dirasakan kembali di era Presiden Prabowo Subianto.
"Bukan tanpa alasan, bila akhirnya publik mulai melihat tanda-tanda sebetulnya reformasi jilid 2 itu," kata Rocky.
"Seluruh komponen yang pernah atau semua variable yang pernah menyebabkan reformasi di 98 sayup-sayup dan makin kuat terdengar sedang bekerja di hari-hari ini," sambubgnya.
Rocky menyampaikan, jika adanya hal itu menjadi petunjuk pertama kalau pemerintahan Prabowo sedang berada dalam ketidakpastian.
"Padahal kita tahu bahwa kebutuhan kita untuk investasi yang memang sangat diperlukan untuk mendrive 8 persen pertumbuhan ekonomi memerlukan kepastian semua teori di dunia itu tidak ada orang yang mau investasi di suatu negara, nama Indonesia tentu bila tidak ada kepastian-kepastian, kepastian arah politik, kepastian ketertiban atau koridor di dalam pemerintahan kepastian stabilitas, kepastian hukum apalagi itu," katanya.
Ia mengatakan, adanya ketidakpastian tersebut terjadi karena adanya beban yang dipikul oleh Prabowo karena Presiden sebelumnya yakni Joko Widodo atau Jokowi.
"Hal yang biasa orang katakan loh semuanya Jokowi, kan sekarang Presiden Prabowo Oh iya, politik itu, ekonomi itu, rencana itu, semua hal yang pernah dilakukan di masa lalu itu punya impact di masa kini. Jadi kalau dikatakan kan ini periodenya Prabowo, oh iya 800 triliun yang harus dibayar itu hutang dari Prabowo bukan, itu hutang dari Presiden Jokowi bahwa konflik agraria yang terus berlangsung hari ini dimulai 100 hari yang lalu ketika Presiden Prabowo memerintah, betul," katanya.
"Ya itu dungunya disitu, cara buzer-buzer ini berargumentasi. Kan itu semua adalah limpahan dari Presiden sebelumnya konflik di Rempang, konflik di Sulawesi Tengah, macem-macem itu adalah bawaan dari Presiden sebelumnya," sambungnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, apa yang disampaikannya tersebut sebagai penanda untuk menganalisis bahwa keadaan hari-hari ini sangat mirip atau mengarah kepada kondisi seperti 1998.
"Jadi kita mau lihat sebetulnya apa conditional yang bisa kita pakai sebagai penanda untuk menganalisis Bahwa keadaan hari-hari ini sangat mirip atau mengarah kepada kondisi yang pernah kita alami di 2000, di 1998 yang kita sebut sebagai era reformasi," pungkasnya.
Sumber: suara
Foto: Pengamat Politik, Rocky Gerung/Net
Artikel Terkait
Jangan Tarik Ulur, Cepat Tetapkan Riza Chalid Tersangka
Mentan Laporkan Kecurangan MinyaKita ke Bareskrim
Tuntut Pesangon dan THR, Partai Buruh Bakal Gelar Aksi Lima Hari di Pabrik Sritex
Pelaku Tertangkap! Karyawati Toko di Thamrin City Ternyata Ditusuk usai Putusin Pacar