PARADAPOS.COM - Insiden konsleting listrik yang terjadi di lantai 8 Gedung Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memunculkan banyak pertanyaan.
Mengapa hanya lantai tersebut yang terdampak, sementara area lain di gedung tetap aman?
Menurut data dihimpun sumber, lantai 8 Gedung Komdigi dikenal sebagai pusat keamanan digital, tempat server Automatic Identification System (AIS) beroperasi.
Sistem ini berperan penting dalam memantau dan menyaring situs serta konten judi online yang terus berkembang di ruang digital.
Tidak hanya mengandalkan sistem otomatis, AIS juga melibatkan operator manusia yang bekerja secara bergantian setiap beberapa jam.
"Ini mesin buatan Israel," ungkap sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Keamanan Ketat di Lantai 8: Apakah Ada Upaya Sabotase?
Lantai 8 memiliki pengamanan maksimum, dengan pasukan khusus dari tiga matra yang selalu berjaga di luar area.
Langkah ini menunjukkan betapa pentingnya sistem yang berada di dalamnya.
Namun, insiden korsleting listrik yang menyebabkan kepulan asap pada Sabtu (8/3/2025) memunculkan dugaan adanya upaya sabotase.
Pasalnya, sistem keamanan di lantai tersebut dirancang untuk menghindari gangguan teknis yang bisa membahayakan operasional server.
Dugaan ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa dua petugas piket terkena semprotan air dari pemadam kebakaran, meskipun secara resmi tidak ada kebakaran yang terjadi.
Pernyataan Resmi: Tidak Ada Gangguan pada Data dan Infrastruktur
Menanggapi spekulasi yang berkembang, Sekretaris Jenderal Kemkomdigi, Ismail, memastikan bahwa insiden ini tidak berdampak pada sistem utama.
"Seluruh sistem berfungsi dengan baik, dan tidak ada gangguan terhadap data maupun infrastruktur penting," tegasnya dalam pernyataan resmi dikutip dari media nasional.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, yang menyebut bahwa kejadian ini bersifat terbatas di lantai 8 dan tidak berdampak pada area lain di gedung.
"Kami memastikan bahwa tidak ada penyebaran ke area lain, sehingga seluruh peralatan IT maupun data di Kementerian Komdigi tetap aman dan tidak terdampak," ujarnya.
Kronologi Insiden: Konsleting, Alarm Otomatis, dan Aktivasi Sistem Keamanan
Berdasarkan laporan resmi, insiden ini terjadi pada Sabtu dini hari, saat wall panel display mengalami korsleting listrik.
Hal ini memicu aktivasi otomatis sistem alarm kebakaran serta mekanisme pemadaman api FM200.
Selain itu, pecahnya sebuah bohlam di ruangan yang sama turut memicu pelepasan gas sebagai langkah proteksi dini.
Sebagai langkah mitigasi, sistem proteksi kebakaran gedung telah berfungsi sesuai prosedur.
Tim teknis segera melakukan pengecekan menyeluruh dan berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta untuk memastikan kondisi tetap aman.
Dalam kejadian ini, dua staf yang sedang bertugas sempat mendapatkan pemantauan medis, namun kini sudah dalam kondisi baik.
"Dua org staf AIS semaput kena gas dan air pemadam otomatis lt 8. Konslet bohlam, percikan api bikin springkler air nyala," ucap sumber.
Benarkah Ada Upaya Peretasan atau Sabotase?
Meskipun pernyataan resmi menyebut bahwa tidak ada indikasi sabotase, banyak pihak yang masih mempertanyakan kejanggalan insiden ini.
Fakta bahwa hanya lantai 8 yang terdampak, yang merupakan pusat operasi AIS dan patroli siber, menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan adanya upaya peretasan atau gangguan eksternal terhadap sistem keamanan digital Indonesia.
Apakah ini hanya insiden teknis biasa, atau ada tangan tak terlihat yang mencoba mengacaukan sistem pemantauan judi online di Indonesia?
Hingga kini, investigasi lebih lanjut masih diperlukan untuk mengungkap kebenaran di balik insiden misterius di lantai 8 Gedung Komdigi.
Sumber: PorosJakarta
Artikel Terkait
Nama Zulhas Disinggung Netizen Saat Mentan Amran Tangkap Basah Kemasan MinyakKita Disunat
Viral Ibu dan Anak Korban Banjir Sukabumi Tewas Berpelukan, Warga Emosi Gegara Suami Berbohong
Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe
Jemaah Pria dan Wanita Salat Bersebelahan, Pengurus Masjid Al-Markaz Makassar Klarifikasi