WNI Hilang 19 Tahun di Malaysia Ternyata Tinggal Sendirian di Hutan, Berasal dari Batang Jateng

- Jumat, 07 Maret 2025 | 23:35 WIB
WNI Hilang 19 Tahun di Malaysia Ternyata Tinggal Sendirian di Hutan, Berasal dari Batang Jateng


PARADAPOS.COM -
Seorang WNI telah hilang selama 19 tahun di Malaysia. Belakangan diketahui dia berasal dari Batang Jawa Tengah.

Mirisnya lagi ternyata TKW bernama Ribut Uripah ini tinggal di hutan sendirian di Malaysia. Di Negara Jiran, namanya juga berganti menjadi Sakinah Anggraeni.

Ribut Uripah yang tinggal di hutan Malaysia ini bertahan hidup selama belasan tahun. Belum tahu caranya dia makan minum di hutan selama belasan tahun ini.

Kabar mengenai Ribut Uripah ini diunggah akun TikTok @bansos.pmi.omtris dan Instagram dengan akun @batanginfo.id.

Dalam video menunjukkan seorang perempuan yang mengaku berasal dari Bawang, Batang, ditemukan tinggal di sebuah hutan Malaysia.

Sontak video yang memperlihatkan perempuan asal Indonesia yang tinggal di sebuah hutan Malaysia tersebut, viral di medsos.

Dalam video berdurasi 2 menit 18 detik, wanita tersebut mengaku bernama Sakinah dan berasal dari Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Ia menyebut mempunyai anak bernama Istianah.

Diketahui, ia telah tinggal di sebuah gubuk kayu di tengah hutan Malaysia selama 19 tahun.

Kepala Desa Candirejo, Ahmad Musafak, telah memastikan bahwa wanita yang berada di video tersebut memang merupakan warganya yang hilang sejak tahun 2006 silam.

Namun wanita tersebut telah berganti nama di Malaysia jadi Sakinah Anggraeni, yang mana nama aslinya adalah Ribut Uripah.

"Semalam sekitar jam 9 mendapat informasi terkait warga saya yang terlantar di Malaysia," tuturnya saat ditemui Kamis (6/3/2025).

"Kami sudah melakukan konfirmasi kepada pihak keluarga, ternyata betul itu salah satu kelurganya yang pergi ke Malaysia dan tidak pernah ada kabar," imbuhnya.

Setelah ditelusuri, ternyata wanita tersebut benar bernama Ribut Uripah (56). Dia merupakan warga Desa Candirejo, Kecamatan Bawang.

Berangkat Tahun 2006


Pihak keluarga menyebut wanita itu telah hilang selama belasan tahun. Mereka senang bercampur sedih mengetahui video Ribut tersebut.

Kakak tertua Ribut Tamat (75) dan istrinya, Misni (60) mengaku senang adiknya yang hilang selama belasan tahun akhirnya ditemukan dalam kondisi sehat.

Namun dirinya juga sedih mengetahui adik bungsunya itu hidup sendirian di hutan.

"Senang jelas senang melihat itu. Sedih juga, kenapa hidup di hutan sendirian. Bahkan, karena mendengar kabar hidup sendiri di hutan itu, saya dan suami saya, tidak bisa tidur nyenyak," kata Misni ditemui di rumahnya, Kamis (6/3/2025).

Misni menceritakan Ribut berangkat menjadi TKW di Malaysia sejak tahun 2006. Saat itu Ribut pamit hendak bekerja sebagai asisten rumah tangga.

"Berangkat menjadi pembantu rumah tangga ke Malaysia tahun 2006. Adik saya sudah punya anak satu, saat itu berumur 4 tahun, masih ada suaminya," katanya.

Awalnya Ribut disebut kerap mengirim kabar bahkan menitipkan uang untuk anaknya sekolah. Namun hal itu hanya terjadi sampai setahun pertamanya berada di Malaysia.

Usai tahun pertama di Malaysia, Ribut tak lagi mengirim kabar. Pihak keluarga pun disebut sudah berupaya mencari Ribu ke penyalur hingga ke orang pintar.

"Kami bingung, mau usaha apalagi. Makanya kita berdoa terbaik. Tiap Kamis-Jumat kita kirim berdoa. Kami kira sudah tidak ada," tambah Misni.

Misni menyebut Ribut sudah hilang sekitar 19 tahun. Bahkan, anaknya yang dulu ditinggal saat usia 4 tahun kini sudah berkuliah.

"Sudah lama ya, 19 tahun atau 20 tahun. Wong anaknya saat ini sudah kuliah di Semarang," katanya.

Mantan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo bercerita Ribut Uripah akhirnya mau diajak pulang usai dirayu melalui panggilan video.

Anggota DPR RI mengaku merayu dengan menggunakan bahasa dan dialek ala khas Bawang.

"Saya rayu dengan bahasa dialek Bawang, biar beliaunya juga ingat. Sampean nengkono kenapa njulah. Bali bae nju saiki. Neng Bawang wis ana sepur. (Kamu disitu ngapain, mbakyu. Pulang yuk sekarang. Di Bawang sudah ada kereta)," rayu Yoyok.

Dengan pendekatan seperti itu, akhirnya Ribut Uripah, mulai membuka komunikasi. Bahkan, ia yang sebelumnya tidak mau untuk dievakuasi ke tempat penampungan di KBRI, akhirnya lunak, dengan rayuan Yoyok. ***

Sumber: pojoksatu

Komentar