Banjir Bekasi Lebih Parah dari 2020: Dokter Tifa Sebut Reklamasi Dalang Utamanya

- Jumat, 07 Maret 2025 | 19:00 WIB
Banjir Bekasi Lebih Parah dari 2020: Dokter Tifa Sebut Reklamasi Dalang Utamanya


Kota Bekasi, Jawa Barat terbilang lumpuh akibat banjir yang melanda pada Senin (3/3/25) malam hari.

Tak hanya Bekasi yang terendam banjir, namun melebar di wilayah Jakarta dan Tangerang Selatan.

Ribuan rumah di wilayah tersebut terendam banjir, hingga semua penghuninya harus diungsikan.

Banjir kali ini disebut lebih parah jika dibandingkan dengan banjir lima tahun sebelumnya.

Pemerintah Kota Bekasi menyatakan bahwa kota tersebut lumpuh, lantaran rumah, jalan, dan gedung pemerintahan digenangi air.

Melihat fenomena bencana alam yang terjadi belakangan ini, aktivis Sosial, Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa, menyebut hal ini erat kaitannya dengan reklamasi.

“Banjir di Bekasi ini terbilang cukup parah, dan saya mengaitkan dengan Reklamasi yang sampai saat ini enggak berhenti juga,” ujar Dokter Tifa, dikutip dari youtubenya, Jumat (7/3/25).

Menurut Dokter Tifa, pemerintah selama ini seolah-olah menyalahkan hujan, drainase yang buruk hingga La Nina.

Padahal ada salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap banjir yang begitu mengerikan di Bekasi, Jakarta dan Tangerang Selatan.

“Banyak pihak terutama dari sisi pemerintah menyalahkan hujan, drainase buruk, La Nina dan La La lainnya," sebutnya.

“Tapi ada faktor besar yang jarang dibahas, yaitu Reklamasi. Bagaimana proyek reklamasi di pesisir Jakarta dan Bekasi yang terus berlangsung ini, mengakibatkan perubahan hidrologi dan memperparah banjir,” sambungnya.

Mengerikan

Dokter Tifa mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi sekarang cukup mengerikan. Meskipun di tahun 2020 sebelumnya juga terjadi banjir parah, namun menurut Dokter Tifa masih mengerikan banjir saat ini.

“Ini kan banjir yang terparah ya, bahkan Tahun 2020 ketika banjir itu juga parah enggak separah yang sekarang. Ini sangat mengerikan kondisinya Bekasi, Jakarta dan meluas ke Tangerang Selatan,” ungkapnya.

Menurut Dokter Tifa, reklamasi yang dikesampingkan dan disebut bukan menjadi penyebab banjir ini adalah salah besar.

“Semua ahli juga sudah sampaikan tentang kontribusi reklamasi terhadap banjir yang terjadi selama ini,” ujarnya.

“Jadi jika ada yang bilang reklamasi tidak berpengaruh itu salah besar,” tandasnya.


Reklamasi merupakan proses pemulihan daratan dan dilakukan dengan membuka daratan baru di Kawasan pesisir.

Tanah yang digunakan untuk reklamasi disebut dengan landfill. Hal ini agar tanah tidak akan mengalami perubahan bentuk atau deformasi, dan perlu digali serta diperkuat dengan maksimal.

Menurut para ahli, reklamasi yang ada di NKRI ini menjadi sebuah ancaman. Pasalnya bukan hanya sekedar proyek Pembangunan, melainkan dapat memperbesar kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat.

Penyebab

Seperti diketahui, aktivitas warga sekitar terhambat dan lumpuh total. Terpantau pada Rabu (5/3/2025) siang, air masih menggenang di sejumlah titik banjir di penjuru kota dan membuat berbagai pusat kegiatan harus menghentikan aktivitas.

Sejumlah lokasi yang semula ramai kini mendadak menjadi kosong kegiatan lantaran dilanda banjir yang ketinggiannya melebihi tinggi badan manusia pada umumnya.

Adapun beberapa titik yang tergenang adalah Mega Mall Bekasi, Tambun Utara, Stasiun Bekasi, Pasar Gabus, Pondok Gede Permai, Sriamur, dan kawasan Villa Nusa Indah.

Ketinggian genangan air bahkan telah mencapai 3 meter pada Selasa (4/3/2025) lalu saat banjir berada di titik puncaknya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Priadi Santoso dalam keterangannya, Selasa (4/3/2025) mengungkap banjir yang dialami Bekasi kali ini adalah karena curah hujan yang tinggi.

Selain itu, derasnya hujan di kawasan hulu Kali Bekasi yang membuat air dari sungai turut meluap dan menggenang ke kawasan kota.

Sumber: suara
Foto: Aktivis Sosial, Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa [Youtube DRTF Channel]

Komentar