Peneliti ISEAS Made Supriatma: Oligarki Lama Masih Kendalikan Kekuasaan di Era Prabowo!

- Jumat, 07 Maret 2025 | 17:25 WIB
Peneliti ISEAS Made Supriatma: Oligarki Lama Masih Kendalikan Kekuasaan di Era Prabowo!




PARADAPOS.COM - Peneliti ISEAS, Made Supriatma, menyoroti bahwa oligarki lama masih mengendalikan kekuasaan di era pemerintahan Prabowo Subianto.


Hal ini terlihat dari pertemuan delapan pengusaha besar di Istana yang melibatkan Sugianto Kusuma alias Aguan, Garibaldi "Boy" Thohir, Tomy Winata, Prajogo Pangestu, Anthony Salim, Dato Sri Tahir, dan Franky Widjaja.


Menurut Supriatma, kehadiran para taipan tersebut menunjukkan bahwa dinamika kekuasaan di Indonesia tidak mengalami perubahan signifikan sejak era Orde Baru.


Ia menegaskan, mereka adalah pemain lama yang tetap mendominasi lingkaran kekuasaan.


"Hukum kodok, di luaran isu beredar secara liar. Ada banyak ketidakberesan di negeri ini bersumber dari orang-orang ini," tulis Supriatma dalam keterangannya di akun Facebook, Jumat 7 Maret 2025.


Supriatma menyinggung berbagai isu yang melibatkan para taipan, seperti proyek pagar laut yang sempat ramai dibicarakan namun kini meredup, hingga kasus pengoplosan yang belum jelas ujungnya.


"Menteri-menteri yang dulu ribut, semua diam. Bahkan ada yang kantornya terbakar. Metafornya, terbakar pula ujung jas-nya. Sebagai peringatan, jangan main-main," tambahnya.


Ia menilai, fenomena tersebut menunjukkan betapa kuatnya kendali oligarki terhadap kebijakan negara.


Para pengusaha ini, kata Supriatma, tidak hanya bertahan tetapi semakin memperkuat pengaruh mereka.


"Semua sama saja. Tidak ada yang berubah di negeri ini. Penguasanya ya itu-itu saja. Isu ini dan itu saling bertumpuk," ujarnya.


Supriatma juga menyebut bahwa upaya Prabowo mempertahankan Sri Mulyani di kabinetnya tidak terlepas dari pengaruh oligarki.


"Itu juga yang menjelaskan mengapa Mbah Wowo berusaha keras supaya Sri Mulyono Nipunegoro tetap bersamanya," katanya.


Ia menegaskan bahwa sistem kekuasaan yang ada memungkinkan pemain lama terus bertahan, terlepas dari pergantian rezim.


"Bukan karena kesalahan rezim yang sekarang—yang adalah kelanjutan dari rezim sebelumnya. Pemain-pemainnya tetap sama. Dari sejak zaman Suharto sampai sekarang," pungkasnya.


Sumber: Sawitku

Komentar

Terpopuler