Kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk
mengelola aset negara tengah menjadi polemik di media sosial. Tak sedikit
warganet yang tidak setuju dengan terbentuknya Danantara. Pasalnya, aturan
yang diterapkan dinilai kebal hukum. Tak hanya itu, publik juga menilai
bahwa Danantara dapat dijadikan sebagai celah korupsi.
Baru-baru ini, seorang pengamat ekonomi sekaligus analis pasar modal Prof
Ferry Latuhihin membongkar kebusukan Danantara. Sebelumnya, Prof Ferry
Latuhihin sendiri merupakan pendukung Prabowo-Gibran sebagai Dewan Pakar Tim
Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pilpres
202. Ia pernah mengenyam pendidikan hingga S3 dari Erasmus University
Rotterdam, Belanda.
Pernyataan Prof Ferry Latuhihin direkam dalam video yang dibagikan ulang
oleh akun X @yaniarsim. Mulanya, terdengar pembawa acara mempertanyakan
perihal respons negatif publik perihal dibentuknya Danantara.
Kebusukan Danantara dibongkar Prof Ferry Latuhihin seorang ekonom Erasmus Univ Rotterdam. Belanda. pic.twitter.com/9YXvPzyOGF
— ¥@N'$ (@yaniarsim) March 4, 2025
"Apa yang memicu market ataupun masyarakat merespons negatif soal peluncuran
Danantara ini?" tanya pembawa acara tersebut.
Ferry Latuhihin kemudian menjelaskan bahwa Danantara dapat dijadikan alat
politik.
"Market memang drop, sangat negatif. Sejak muncul isu adanya Danantara, itu
saham-saham yang masuk ke Danantara terutama bank-bank Himbara, itu dibuang
habis, sell down. Ini sudah satu indikator bahwa masyarakat tidak bisa
menerima Danantara. Nah, pertanyaannya kenapa tidak bisa menerima Danantara?
Satu, bank saya katakan tidak boleh masuk Danantara. Kenapa? Bank mempunyai
yang namanya systemic risk. Ingatkan kasus Century yang kecil aja, semua
kelabakan. Dan semua orang di market mengatakan 'Wah ini bisa dijadikan
alat', bank kan punya likuiditas, bisa dijadikan alat politik," jelas Ferry
Latuhihin.
Lebih lanjut, ia pun sebelumnya telah meminta agar bank-bank yang berada
dalam Danantara dikeluarkan.
"Saya sudah katakan ke dewan pakar, tolong keluarkan ini bank. This is
systemic risk, waktu itu market belum bereaksi. Dan ternyata begitu
diumumkan Danantara, bank masuk ke sana, jebol semuanya," tambahnya.
Unggahan tersebut sontak menuai beragam komentar dari pengguna X lainnya.
"Langsung paham gue setelah dikuliahin sama Prof Ferry. Enak banget cara
jelasinnya. Terima kasih sudah tetap waras meskipun jadi bagian dari TKN,
Prof," komentar @muhad******
"Nah kan, TKN Prabowo Gibran sendiri yang bongkar," tambah @twit**_*****
"Kebusukan ada di penempatan dan pemilihan orang-orangnya yang udah jelas
mantan koruptor dan politikus masih dipake, dan nyatanya aset besar yang
dibanggain susah untuk diinvestasikan," sambung @abdu***_*******
"Meskipun gue rakyat jelata, dikit-dikit gue banyak baca lah soal bisnis.
Dengerin paparan Prof Ferry sungguh gamblang gimana cara kerja seharusnya.
Gelap ini mah, amit-amit dah 2030 Indonesia bubar," timpal @garme*****
"Nah kalau kritiknya kayak gini, boleh lah ditanggapin. Membangun ini pak
@prabowo dan @gibran_tweet," ujar @iqbal**********
Sumber:
suara
Foto: Prof Ferry Latuhihin/Net
Artikel Terkait
Duet Indonesia Gelap Prabowo - Jokowi Penyebab Indonesia Bubar 2030
Jatam Sebut Sanksi Ringan Bahlil oleh UI Sarat Konflik Kepentingan: Iming-Iming Tambang Berhasil
Bu Guru Salsa Pemeran Puluhan Video Syur Kembali Live TikTok Bersama Seorang Pria Sambil Main...
Terungkap, OPM Kerap Beli Senjata dari Aparat yang Butuh Uang’