Dulu Tim Sukses Prabowo-Gibran, Pengamat Ekonomi Kini Kritik Danantara: Bisa Jadi Alat Politik

- Rabu, 05 Maret 2025 | 05:00 WIB
Dulu Tim Sukses Prabowo-Gibran, Pengamat Ekonomi Kini Kritik Danantara: Bisa Jadi Alat Politik


Kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mengelola aset negara tengah menjadi polemik di media sosial. Tak sedikit warganet yang tidak setuju dengan terbentuknya Danantara. Pasalnya, aturan yang diterapkan dinilai kebal hukum. Tak hanya itu, publik juga menilai bahwa Danantara dapat dijadikan sebagai celah korupsi.

Baru-baru ini, seorang pengamat ekonomi sekaligus analis pasar modal Prof Ferry Latuhihin membongkar kebusukan Danantara. Sebelumnya, Prof Ferry Latuhihin sendiri merupakan pendukung Prabowo-Gibran sebagai Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pilpres 202. Ia pernah mengenyam pendidikan hingga S3 dari Erasmus University Rotterdam, Belanda.

Pernyataan Prof Ferry Latuhihin direkam dalam video yang dibagikan ulang oleh akun X @yaniarsim. Mulanya, terdengar pembawa acara mempertanyakan perihal respons negatif publik perihal dibentuknya Danantara.
"Apa yang memicu market ataupun masyarakat merespons negatif soal peluncuran Danantara ini?" tanya pembawa acara tersebut.

Ferry Latuhihin kemudian menjelaskan bahwa Danantara dapat dijadikan alat politik.

"Market memang drop, sangat negatif. Sejak muncul isu adanya Danantara, itu saham-saham yang masuk ke Danantara terutama bank-bank Himbara, itu dibuang habis, sell down. Ini sudah satu indikator bahwa masyarakat tidak bisa menerima Danantara. Nah, pertanyaannya kenapa tidak bisa menerima Danantara? Satu, bank saya katakan tidak boleh masuk Danantara. Kenapa? Bank mempunyai yang namanya systemic risk. Ingatkan kasus Century yang kecil aja, semua kelabakan. Dan semua orang di market mengatakan 'Wah ini bisa dijadikan alat', bank kan punya likuiditas, bisa dijadikan alat politik," jelas Ferry Latuhihin.

Lebih lanjut, ia pun sebelumnya telah meminta agar bank-bank yang berada dalam Danantara dikeluarkan.

"Saya sudah katakan ke dewan pakar, tolong keluarkan ini bank. This is systemic risk, waktu itu market belum bereaksi. Dan ternyata begitu diumumkan Danantara, bank masuk ke sana, jebol semuanya," tambahnya.

Unggahan tersebut sontak menuai beragam komentar dari pengguna X lainnya.

"Langsung paham gue setelah dikuliahin sama Prof Ferry. Enak banget cara jelasinnya. Terima kasih sudah tetap waras meskipun jadi bagian dari TKN, Prof," komentar @muhad******

"Nah kan, TKN Prabowo Gibran sendiri yang bongkar," tambah @twit**_*****

"Kebusukan ada di penempatan dan pemilihan orang-orangnya yang udah jelas mantan koruptor dan politikus masih dipake, dan nyatanya aset besar yang dibanggain susah untuk diinvestasikan," sambung @abdu***_*******

"Meskipun gue rakyat jelata, dikit-dikit gue banyak baca lah soal bisnis. Dengerin paparan Prof Ferry sungguh gamblang gimana cara kerja seharusnya. Gelap ini mah, amit-amit dah 2030 Indonesia bubar," timpal @garme*****

"Nah kalau kritiknya kayak gini, boleh lah ditanggapin. Membangun ini pak @prabowo dan @gibran_tweet," ujar @iqbal**********

Sumber: suara
Foto: Prof Ferry Latuhihin/Net

Komentar

Terpopuler