Paradox 19 Juta Lapangan Kerja: 'Janji Prabowo vs Realitas Ekonomi - Sulit Dicapai!'
Oleh: Ali Syarief
Akademisi
Prabowo Subianto, presiden terpilih Indonesia, telah berjanji untuk menciptakan 19 juta lapangan kerja baru selama masa kepemimpinannya.
Janji ini terdengar ambisius dan menjadi harapan besar bagi masyarakat yang menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Namun, di tengah realitas ekonomi yang masih tertekan dengan pertumbuhan di bawah 6%, serta meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat situasi ekonomi yang tidak kondusif, pertanyaannya adalah: mungkinkah janji ini dapat direalisasikan?
Pertumbuhan Ekonomi dan Kapasitas Penciptaan Lapangan Kerja
Sejarah ekonomi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah syarat utama bagi penciptaan lapangan kerja dalam jumlah besar.
Secara teori, tingkat pertumbuhan ekonomi yang ideal untuk menciptakan lapangan kerja baru dalam jumlah signifikan harus berada di atas 6% per tahun.
Namun, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir hanya mencatat pertumbuhan sekitar 5%, bahkan kurang.
Dengan angka tersebut, banyak ekonom meragukan kemampuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dalam skala yang dijanjikan.
Selain itu, faktor investasi menjadi kunci. Jika tidak ada peningkatan signifikan dalam investasi domestik maupun asing, target penciptaan lapangan kerja akan sulit tercapai.
Namun, kondisi ekonomi global yang sedang tidak menentu, ketidakpastian kebijakan, serta daya saing tenaga kerja Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara menjadi tantangan besar.
Realitas PHK dan Ketidakpastian Dunia Usaha
Di sisi lain, data menunjukkan bahwa justru angka PHK terus meningkat. Sektor manufaktur, ritel, dan teknologi mengalami gelombang pemutusan hubungan kerja dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan-perusahaan besar merumahkan ribuan pekerja dengan alasan efisiensi dan penurunan permintaan.
Dengan kondisi seperti ini, sulit membayangkan bagaimana pemerintah akan mampu menciptakan lapangan kerja baru dalam jumlah besar jika iklim bisnis masih tertekan.
Ketidakpastian kebijakan ekonomi juga membuat investor berpikir dua kali sebelum menanamkan modalnya di Indonesia.
Ketergantungan ekonomi terhadap sektor-sektor tertentu seperti komoditas membuat negara rentan terhadap fluktuasi harga global.
Belum lagi, kebijakan tenaga kerja yang dianggap kurang fleksibel bagi investor juga menjadi kendala dalam penciptaan lapangan kerja baru.
Strategi yang Dibutuhkan
Jika Prabowo ingin mewujudkan janji 19 juta lapangan kerja, beberapa strategi harus dilakukan secara serius:
1. Mendorong Investasi Besar-Besaran: Reformasi regulasi dan perizinan harus dilakukan untuk meningkatkan daya tarik investasi.
2. Revitalisasi Sektor Manufaktur dan Industri Kreatif: Sektor ini memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja jika diberi insentif yang tepat.
3. Reformasi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja: Kualitas SDM harus ditingkatkan agar sesuai dengan kebutuhan industri.
4. Meningkatkan Daya Beli Masyarakat: Dengan mendorong konsumsi, industri dalam negeri bisa berkembang dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
5. Stabilitas Politik dan Kebijakan Ekonomi yang Jelas: Dunia usaha memerlukan kepastian untuk bisa tumbuh dan menciptakan lapangan kerja baru.
Kesimpulan
Janji penciptaan 19 juta lapangan kerja merupakan ambisi besar yang membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi dari saat ini.
Dengan kondisi ekonomi yang masih di bawah 6% dan meningkatnya angka PHK, target ini tampak sulit dicapai tanpa perubahan mendasar dalam strategi ekonomi dan kebijakan ketenagakerjaan.
Tanpa reformasi signifikan, janji ini berisiko hanya menjadi retorika politik tanpa realisasi nyata.
Masyarakat perlu mengawal kebijakan pemerintah agar janji besar ini tidak menjadi sekadar ilusi di tengah realitas ekonomi yang semakin menantang. ***
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Gagal Lindungi Pertamina dari Korupsi Rp 193,7 Triliun, CERI Minta Prabowo Copot Erick Thohir
Zulhas Ungkap Program MBG Habiskan Rp 1-2 Triliun Uang Negara per Bulan
Patung Kura-Kura Raksasa Rp 15,6 Miliar di Sukabumi Rusak! Cuma Dibuat dari Kardus? Netizen: Ridwan Kamil...
Kader NU Desak Prabowo Reshuffle Bahlil Setelah Penangguhan Gelar Doktor UI