Eks Petinggi Pertamina Curiga Isu BBM Oplosan Diembuskan Pihak Asing Untuk Kuasai Pasar Ritel SPBU

- Sabtu, 01 Maret 2025 | 07:50 WIB
Eks Petinggi Pertamina Curiga Isu BBM Oplosan Diembuskan Pihak Asing Untuk Kuasai Pasar Ritel SPBU




PARADAPOS.COM - Eks Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menduga isu pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax sengaja diembuskan pihak asing untuk bisa menguasai pasar ritel SPBU.


Dia menyesalkan, isu tersebut berhasil membuat persepsi masyarakat bahwa jenis BBM Pertamax dan Pertalite sama saja. Padahal, Ahok meyakini tidak demikian.


"Saya kira ini bahaya lho. Saya khawatir ada pihak-pihak asing atau siapapun yang ingin menguasai pasar ritel SPBU. 


Ada merk tertentu, punya pejabat tertentu juga, supaya rakyat tidak percaya pada SPBU Pertamina. Padahal SPBU Pertamina rata-rata milik perorangan juga, milik swasta," ucap Ahok dalam keterangan yang diterima di Jakarta, dikutip Sabtu (1/3/2025).


Perihal benar atau tidaknya ada pengoplosan BBM oleh Pertamina Patra Niaga, Ahok menyerahkan hal ini kepada aparat penegak hukum. 


Dia juga menjelaskan, saat dirinya masih menjabat, ia menyebut  Komut tidak bisa menangani hal semacam ini.


Ahok melanjutkan, bila benar ada pengoplosan yang terjadi, maka seharusnya sudah diketahui melalui audit BPK, audit BPKP, maupun oleh Kementerian ESDM.


Ke depan, dia menyarankan, dilakukan pengadaan impor BBM secara terbuka, diumumkan ke publik soal siapa yang ingin menaruh BBM di Indonesia, agar harga yang ditetapkan tidak melebihi harga kilang Pertamina.


"Kilang Pertamina menjual produknya kepada Patra Niaga, ada harga. Tidak ada pakai tender, ya sudah umumkan juga kepada seluruh dunia siapa yang mau taruh BBM agar harganya tidak melebihi harga kilang Pertamina, termasuk LPG segala macam, langsung kami beli. 


Siapa yang duluan stok kami akan beli, siapa yang paling murah, kita akan langsung bikin kontes siapa yang paling murah, langsung tidak pakai tender, langsung di-live pakai YouTube kalau perlu pengadaannya," tuturnya.


Ia menegaskan hal ini bisa saja dilakukan oleh pihak Pertamina. 


Namun saran yang ia beberkan tersebut seakan tidak pernah digubris.


"Kenapa (cara tersebut) enggak mau dilakukan? Saya curiga ada sesuatu dong, berarti ada komisi (di balik impor BBM). 


Saya terakhir dengar bisa sampai dua dolar, empat dolar (komisinya). Bayangkan kalau 800 ribu barel dengan dua dolar saja, (mereka) sudah paling berkuasa di republik ini misalnya 1,6 juta dolar per hari," tandasnya.



Sumber: Inilah

Komentar

Terpopuler