AHY vs GRR: Kata Prabowo, Ini Prediksi Saya Sejak 2018!

- Rabu, 26 Februari 2025 | 17:05 WIB
AHY vs GRR: Kata Prabowo, Ini Prediksi Saya Sejak 2018!


AHY vs GRR: Kata Prabowo, Ini Prediksi Saya Sejak 2018!


Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes


Presiden Prabowo Subianto kembali mencuri perhatian saat menghadiri acara di The Ritz-Carlton Hotel, Pacific Place SCBD, Jakarta Selatan, pada Selasa (25/02/2025).


Dalam pidatonya, ia melempar candaan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan bersaing dengan Gibran Rakabuming Raka (GRR).


Candaan ini disambut meriah oleh audiens, apalagi AHY dan GRR duduk berdampingan saat itu.


Namun, bagi saya, pernyataan Prabowo bukan sekadar candaan. Ini justru mengingatkan saya pada prediksi yang sudah saya lontarkan sejak 2018.


Tepatnya, pada 21 April 2018 dalam sebuah diskusi di Jakarta, saya pernah menyebutkan kemungkinan AHY dan GRR bersaing di Pilpres 2024.


Bukti digitalnya masih bisa ditemukan dalam pemberitaan media mainstream saat itu.


Tentu, konteks saat itu berbeda. Tahun 2018, GRR masih sibuk mengelola bisnis martabak Markobar dan katering Chili Pari di Solo, sementara AHY pun belum menjadi Ketum Partai Demokrat.


Namun, kini prediksi itu mulai terlihat relevan. Meski keduanya belum maju di Pilpres 2024, bukan tidak mungkin rivalitas ini terjadi di masa mendatang.


Dinamika Politik dan Masa Depan Rivalitas AHY-GRR


Menariknya, Prabowo menyampaikan candaan ini dalam Kongres Partai Demokrat, seolah memberikan sinyal politik ke depan.


Dalam dunia politik, segalanya mungkin terjadi. Rivalitas ini bisa saja terealisasi pada 2029, 2034, atau bahkan tahun-tahun berikutnya.


Apalagi, Gerindra baru saja mengukuhkan kembali pencalonan Prabowo untuk Pilpres 2029 dalam Kongres Luar Biasa (KLB) kemarin.


Dengan begitu, pertarungan politik ke depan akan semakin variatif dan memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat.


Situasi ini semakin menarik setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mencabut ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20%.


Dengan aturan baru, partai mana pun kini bisa mengusung calon presidennya sendiri, tanpa harus berkoalisi demi memenuhi ambang batas suara.


Ini berarti persaingan akan lebih dinamis, tak hanya antara AHY dan GRR, tetapi juga melibatkan figur lain seperti Anies Rasyid Baswedan (ARB), yang tak bisa dipandang sebelah mata.


Duduk Berdampingan: "Sitting with the Enemy"?


Pemandangan AHY dan GRR yang duduk berdampingan di acara tersebut mengingatkan saya pada novel Sitting with the Enemy karya Sarah Anne Edwards.


Novel ini mengisahkan pasangan suami istri yang hidup mewah namun merasa hampa, hingga mereka harus menghadapi "musuh" dalam diri mereka sendiri.


Meskipun novel ini kurang populer dibandingkan Sleeping with the Enemy, yang diangkat ke layar lebar dengan Julia Roberts sebagai pemeran utama, kedua cerita tersebut memiliki kesamaan: menggambarkan ketegangan dalam hubungan yang tampak harmonis di permukaan.


Analogi ini cukup relevan untuk menggambarkan dinamika politik AHY dan GRR saat ini.


Pelajaran dari Prabowo: Dulu Rival, Kini Presiden


Dalam pidatonya, Prabowo juga mengingatkan bagaimana ia dulu bersaing dengan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.


Namun, pada 2019, ia menerima tawaran untuk bergabung dalam kabinet sebagai Menteri Pertahanan. Kini, ia menjadi Presiden terpilih 2024-2029.


Ini membuktikan bahwa dalam politik, rival bisa berubah menjadi sekutu, dan sebaliknya.


Bahkan, saat ini di media sosial beredar berbagai ilustrasi AI yang menggambarkan dinamika politik Indonesia dengan beragam interpretasi, termasuk karakter "Macan Asia" dan "Kodok Solo".


Kesimpulan: Bukan Soal Siapa, Tapi Arah Indonesia ke Depan


Pada akhirnya, masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan siapa yang akan bersaing di Pilpres 2029—apakah AHY vs GRR, Prabowo kembali maju, atau ada kandidat lain yang muncul.


Yang terpenting adalah pemimpin yang bisa membawa Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045, bukan malah menyeret bangsa ini ke arah yang tidak jelas.


Di tengah tuntutan publik yang semakin kuat untuk menegakkan keadilan, termasuk desakan #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa, politik Indonesia masih akan terus bergolak.


Namun, satu hal yang pasti: rivalitas politik seperti AHY vs GRR hanya tinggal menunggu waktu untuk benar-benar terjadi. ***



Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen

Komentar