Tanggapan Jokowi dan Parpol soal Megawati Minta Kepala Daerah dari PDIP Tunda Ikuti Retret Magelang

- Sabtu, 22 Februari 2025 | 01:35 WIB
Tanggapan Jokowi dan Parpol soal Megawati Minta Kepala Daerah dari PDIP Tunda Ikuti Retret Magelang



PARADAPOS.COM  - Berikut tanggapan sejumlah pihak terkait instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang meminta kepala daerah dari PDIP untuk menunda keikutsertaan dalam Retret Kepala Daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, 21-28 Februari 2025.

Megawati melarang para kepala daerah ikut retret setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penahanan terhadap Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

Instruksi tersebut disampaikan Megawati melalui surat bernomor 7294/IN/DPP/II/2025 pada Kamis (20/2/2025).

Sejumlah pihak telah merespons keputusan PDIP meminta kepala daerahnya yang terpilih pada Pilkada 2024 untuk menunda ikut Retret Kepala Daerah.

1. Respons Jokowi

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) berkomentar soal instruksi Megawati.

Jokowi memperingatkan, kegiatan Retret Kepala Daerah adalah perintah Presiden RI Prabowo Subianto.

Jadi, kata dia, sudah sepatutnya para kepala daerah mengikuti perintah presiden.

Jokowi juga mengingatkan, para kepala daerah dipilih rakyat, sehingga harus bersedia melakukan kegiatan yang tujuannya untuk kepentingan rakyat.

"Ini kan urusan pemerintahan. Yang diundang kepala daerah. Yang mengundang presiden. Ya mestinya hadir, datang."


"Mereka dipilih oleh rakyat dan untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara," kata Jokowi saat ditemui di kediamannya  di Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (21/2/2025).

2. Tanggapan Demokrat

Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Andi Mallarangeng menyatakan, sejatinya agenda pembekalan atau retret seluruh kepala daerah oleh Presiden RI Prabowo Subianto tak seharusnya diintervensi.

Pasalnya menurut dia, agenda retret tersebut merupakan program kebangsaan yang dilakukan Prabowo untuk menyatukan visi pemerintahan.



"Ini adalah program pemerintahan dan kebangsaan yang baik dari Presiden Prabowo yang tidak semestinya diintervensi oleh kepentingan politik parpol tertentu," kata Andi dalam keterangannya, Jumat (21/2/2025).

Terlebih menurut Andi, saat ini seluruh kepala daerah sudah menjalani pelantikan langsung oleh Presiden Prabowo 

Dengan begitu, status para kepala daerah baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kota sudah menjadi petugas rakyat, bukan lagi petugas partai.

"Karena mereka (kepala daerah) sekarang adalah petugas rakyat, bukan petugas partai," ujar dia.

Atas hal itu, Andi berpandangan retret atau penggemblengan itu harusnya diikuti oleh seluruh kepala daerah tanpa terkecuali.

"Saya berharap semua kepala daerah yang sudah dilantik agar mengikuti kegiatan retret di Magelang bersama Presiden Prabowo sebagaimana yang sudah dijadwalkan. Itulah tanda kematangan berpemerintahan," ujar dia.

3. Gerindra

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon turut menanggapi instruksi Megawati yang meminta kepala daerah menunda mengikuti pembekalan atau retret yang diselenggarakan Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Kebudayaan RI itu mengatakan retret kepala daerah itu bukan program kepartaian.

"Program ini kan sebenarnya bukan program kepartaian, ini kan daerah-daerah itu kan gubernur, bupati, wali kota, ini kan dari hasil Pilkada yang latar belakangnya itu beragam," ujar Fadli di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Menurut Fadli, program retret adalah program negara. Karena itu, Megawati harus membedakan kepala daerah yang terpilih menjadi gubernur, wali kota hingga bupati diusung dari beragam parpol.

"Para gubernur, bupati, atau wakil bupati atau wali kota atau wakil wali kota itu berasal dari partai politik manapun, tapi kalau terkait dengan negara loyalitasnya harus kepada loyalitas negara itu yang saya kira. Ada pepatah mengatakan my loyalty to my party ends, when my loyalty to my country begins," jelasnya.

Karena itu, Fadli meminta kepala daerah yang diusung dari PDIP untuk memilih sendiri. Yakni, mereka memilih loyal kepada negara atau justru kepada partai politik.

"Jadi loyalitas kepada partai itu berakhir ketika loyalitas kepada negara itu dimulai. Nah itu, kita akan lihat mana yang negarawan, mana yang politisi," jelasnya.

"Saya kira tidak ada lagi persoalan partai di situ. ini persoalan negara. Program ini adalah program yang sifatnya pemerintah dan negara. Saya kira itu pilihan, mau jadi negarawan atau mau jadi politisi. gitu aja," tutupnya.

4. PSI Angkat Bicara

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie mempertanyakan alasan Megawati melarang kepala daerah mengikuti retreat di Magelang.

Dia pun menegaskan bahwa kepala daerah seharusnya menjadi pelayan rakyat, bukan pelayan partai.

"Kepala daerah itu pelayan rakyat atau pelayan partai?" tanya Grace saat dikonfirmasi, Jumat (21/2/2025).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman, meminta seluruh kader yang telah dilantik menjadi kepala daerah untuk tetap mengikuti retreat di Magelang dengan baik dan menjalankan tugas sebagai pelayan rakyat.

“Pertama, kami mengucapkan selamat kepada seluruh kader yang kemarin sudah dilantik. Kedua, kami meminta mereka mengikuti retreat di Magelang dengan sungguh-sungguh. Kami setuju dengan Presiden Prabowo, bahwa kepala daerah setelah dipilih secara demokratis oleh rakyat dan setelah dilantik wajib menjadi pelayan rakyat, bukan pelayan partai," ucapnya.

Andy meyakini bahwa acara retreat tersebut sangat penting untuk menumbuhkan kekompakan, memberikan wawasan, dan menyamakan persepsi di antara kepala daerah.

“Retreat akan memberikan bekal yang sangat bermanfaat. Jadi, harus diikuti dengan sebaik-baiknya jika benar-benar ingin menjadi pelayan rakyat,” tutupnya.

5. Golkar

Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar Ahmad Irawan menegaskan semua partai politik (parpol) seharusnya mendukung program retreat bagi kepala daerah yang menjadi program pemerintah.

Hal itu disampaikan Irawan saat ditanya tanggapannya mengenai instruksi Megawati Soekarnoputri kepada seluruh kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dari PDIP untuk menunda mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah pada 21-28 Februari 2025.

 "Program ini adalah program pemerintahan. Partai harusnya justru memberikan dukungan, tidak dengan melarang," kata Ahmad Irawan kepada Tribunnews.com, Jumat (21/2/2025).

Irawan juga menyinggung sumpah kepala daerah yang baru saja dilantik, untuk mengutamakan kepentingan bangsa, dan menjalankan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.

"Kepala daerah baru saja disumpah untuk meninggikan kepentingan negara di atas kepentingan partisan," pungkasnya.

Instruksi Megawati

Berikut isi instruksi Megawati untuk kepala daerah dari PDIP terkait retret:

Mencermati dinamika politik nasional pada hari ini, Kamis, 20 Februari 2025, khususnya setelah terjadi kriminalisasi hukum terhadap Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Bapak Hasto Kristiyanto, di Komisi Pemberantasan Korupsi.

Mengingat Pasal 28 Ayat 1 AD-ART Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, bahwa Ketua Umum sebagai sentral kekuatan politik Partai berwenang, bertugas, bertanggungjawab dan bertindak baik ke dalam maupun keluar atas nama Partai dan untuk eksistensi Partai, program, dan kinerja Partai, maka seluruh kebijakan dan instruksi Partai langsung berada di bawah kendali Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan.

Selanjutnya diinstruksikan kepada seluruh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah PDI Perjuangan, sebagai berikut:

1. Kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk menunda perjalanan yang akan mengikuti retret di Magelang pada tanggal 21-28 Februari 2025. Sekiranya telah dalam perjalanan menuju Kota Magelang untuk berhenti dan menunggu arahan lebih lanjut dari Ketua Umum.

2. Tetap berada dalam komunikasi aktif dan stand by commander call.

Demikian instruksi harian ini disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Sumber: Tribunnews 

Komentar