Bedakan Persahabatan dan Konspirasi: 'Menyikapi Statement Prabowo Yang Ingin Tetap Bersama Jokowi'
Oleh: Ali Syarief
Akademisi
Dalam politik, batas antara persahabatan dan konspirasi sering kali menjadi samar. Kata ‘persahabatan’ mengandung makna hubungan yang dibangun atas dasar saling percaya, kesetiaan, dan niat baik.
Sebaliknya, ‘konspirasi’ lebih bernuansa manipulatif, di mana kepentingan tersembunyi dan tujuan tertentu menjadi landasan utama.
Pernyataan Prabowo Subianto yang ingin tetap bersama Joko Widodo setelah memenangkan pemilihan presiden menimbulkan pertanyaan mendasar: Apakah ini bentuk persahabatan sejati atau konspirasi politik?
Persahabatan dalam Politik: Realitas atau Ilusi?
Persahabatan dalam politik bukanlah hal yang mustahil, tetapi sering kali hanya bersifat pragmatis.
Dalam demokrasi, rivalitas dan aliansi merupakan bagian dari strategi politik yang terus berkembang.
Prabowo, yang pernah menjadi lawan politik Jokowi dalam dua kali pemilu presiden (2014 dan 2019), kini berbalik menjadi sekutunya.
Keputusan ini tentu bukan semata-mata berdasarkan ikatan emosional atau kesamaan nilai, melainkan kalkulasi politik yang matang.
Jika benar Prabowo dan Jokowi memiliki hubungan yang didasarkan pada persahabatan sejati, maka kita seharusnya melihat adanya kebersamaan yang tulus dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan sekadar mempertahankan kekuasaan.
Persahabatan dalam politik seharusnya melahirkan kebijakan yang baik dan pro-rakyat, bukan aliansi yang membungkam kritik serta memperpanjang dominasi kekuasaan.
Konspirasi Kekuasaan: Meneguhkan Status Quo?
Di sisi lain, banyak pihak menilai bahwa kebersamaan Prabowo dan Jokowi lebih menyerupai konspirasi untuk mempertahankan status quo kekuasaan.
Hal ini dapat ditelusuri dari berbagai indikasi, seperti keterlibatan Jokowi dalam membentuk koalisi besar yang mendukung Prabowo serta penempatan figur-figur dekatnya dalam lingkaran kekuasaan mendatang.
Dengan kata lain, ada motif tersembunyi yang lebih berorientasi pada pengamanan kepentingan kelompok tertentu daripada kesejahteraan rakyat secara luas.
Konspirasi dalam politik biasanya melibatkan strategi untuk memperpanjang dominasi, menghindari akuntabilitas, serta melemahkan oposisi.
Jika pernyataan Prabowo ingin tetap bersama Jokowi dimaknai sebagai upaya mempertahankan kepentingan oligarki, maka hal ini justru bertentangan dengan prinsip demokrasi yang sehat.
Demokrasi membutuhkan keseimbangan kekuatan, bukan kartel politik yang mengeliminasi kritik dan alternatif kepemimpinan.
Dampak bagi Demokrasi
Bila kebersamaan Prabowo dan Jokowi lebih condong ke arah konspirasi kekuasaan, maka konsekuensinya cukup serius.
Demokrasi Indonesia bisa semakin terkonsolidasi dalam genggaman kelompok elit, di mana keputusan-keputusan politik lebih ditentukan oleh negosiasi di ruang tertutup daripada aspirasi rakyat.
Hal ini juga mempersempit ruang bagi oposisi dan menciptakan budaya politik yang semakin oligarkis.
Namun, jika kebersamaan mereka benar-benar didasarkan pada visi bersama untuk membangun Indonesia yang lebih baik, maka publik berhak menuntut transparansi dan kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Artinya, persahabatan politik harus dibuktikan dengan kerja nyata yang membawa manfaat bagi bangsa, bukan sekadar retorika yang membenarkan kelanggengan kekuasaan.
Kesimpulan
Membedakan persahabatan dan konspirasi dalam politik memerlukan ketajaman dalam membaca realitas.
Pernyataan Prabowo yang ingin tetap bersama Jokowi harus dianalisis secara kritis, apakah ini bagian dari upaya membangun pemerintahan yang lebih solid atau sekadar strategi mempertahankan kekuasaan.
Pada akhirnya, rakyatlah yang akan menilai apakah kebersamaan ini membawa kemajuan atau justru mempersempit ruang demokrasi.
Politik sejatinya harus tetap berorientasi pada kepentingan rakyat, bukan sekadar kompromi antar-elit yang menafikan suara publik. ***
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Banggar DPR Setuju Anggaran IKN Diblokir: Tidak Ada Hal Mendesak
Kang Bakso Cabuli Karyawannya sejak Anak-Anak hingga Dewasa, Korban Lapor Polisi setelah Dipecat
Busyro Muqoddas: Kampus Besar Muhammadiyah Tolak Pemberian Pengelolaan Tambang dari Pemerintah!
Sebut Efisiensi Anggaran Dijegal Raja-raja Kecil, Jubir Prabowo Diskakmat Netizen: Dapet Salam dari Deddy Corbuzier