PARADAPOS.COM - Perdebatan antara Ustaz Muhammad Nuruddin dengan seorang profesor dari Amerika mengenai status Alquran sebagai kalam Allah atau kalam Nabi Muhammad menjadi sorotan di platform YouTube.
Dalam diskusi yang berlangsung di program "Tenda Tanya" bersama Komika Abdurrahim Arsyad alias Abdur, Ustaz Nuruddin menguraikan pendekatan logis dalam memahami wahyu dalam Islam.
Dalam perdebatan tersebut, sang profesor menafsirkan kalam sebagai sesuatu yang diucapkan, sehingga menurutnya Alquran adalah kalam Nabi Muhammad karena diucapkan oleh lisannya.
Sementara itu, Ustaz Nuruddin menegaskan bahwa dalam teologi Islam, kalam lebih merujuk pada makna yang dikandung, bukan sekadar lafal yang diucapkan.
Oleh karena itu, Alquran sebagai wahyu tetap merupakan kalam Allah, meskipun disampaikan melalui lisan Nabi.
"Jika kita memahami kalam hanya sebagai sesuatu yang dilafalkan, maka kita bisa saja menyebut Alquran sebagai kalam Jibril. Namun, yang menjadi substansi adalah makna yang dikandungnya, yang berasal dari Allah SWT," jelas pengasuh Pondok Pesantren Modern Daarul Archam, Tangerang tersebut.
Pentingnya Pemahaman Konsep Teologis
Debat ini memunculkan respons dari para netizen yang menilai bahwa pemahaman mengenai istilah teologis seperti "kalam" sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berargumen.
Selain itu, diskusi ini juga menunjukkan perlunya kejelasan dalam mendefinisikan konsep-konsep dasar agama agar perdebatan tidak menjadi debat kusir.
Lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo bidang Akidah-Filsafat itu juga menyoroti pentingnya logika dalam memahami agama, terutama dalam berdialog dengan mereka yang tidak percaya kepada teks suci.
"Dalam Islam, keyakinan bukan sekadar dogma, melainkan sesuatu yang dapat diuji dengan argumentasi yang logis," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa banyak orang yang terjebak dalam debat yang tidak produktif karena tidak memahami dasar-dasar ilmu logika atau Mantik.
Padahal, ilmu ini sangat membantu dalam merangkai argumentasi secara sistematis dan menghindari kesalahan berpikir yang dapat menyesatkan.
Ilmu Mantik dan Perannya dalam Perdebatan Keagamaan
Dalam diskusi tersebut, Ustaz Nuruddin juga mengangkat pentingnya ilmu Mantik atau logika dalam merumuskan argumentasi yang kuat.
Menurutnya, ilmu ini memungkinkan seseorang menyampaikan pandangan secara runut dan menghindari kesalahan berpikir yang dapat memperkeruh diskusi.
"Jika seseorang memahami ilmu Mantik, maka ia dapat dengan mudah mengidentifikasi kekeliruan dalam suatu argumen. Misalnya, seseorang yang mengatakan bahwa tidak ada bukti keberadaan Tuhan hanya karena ia tidak melihatnya, jelas melanggar prinsip dasar logika," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa logika dalam Islam tidak bertentangan dengan wahyu, justru menjadi alat bantu untuk memahami ajaran-ajaran agama secara lebih mendalam.
Sejak zaman klasik, para ulama telah menggunakan logika dalam memperkuat argumen mereka, baik dalam bidang teologi, fikih, maupun ilmu tafsir.
Implikasi Debat bagi Pemahaman Agama di Era Digital
Debat antara Ustaz Nuruddin dan profesor Amerika ini menjadi contoh bagaimana perbedaan perspektif dapat membuka ruang diskusi yang lebih luas, dengan pendekatan yang berbasis data dan rasionalitas.
Dalam era informasi saat ini, pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep teologis menjadi kunci bagi umat Islam dalam mempertahankan keyakinannya dengan cara yang logis dan sistematis.
Perdebatan semacam ini juga menunjukkan bagaimana media digital telah menjadi wadah baru bagi diskusi keagamaan.
Banyak umat Islam yang tertarik untuk memahami lebih dalam konsep-konsep dasar teologi melalui platform seperti YouTube, yang memungkinkan akses terhadap kajian ilmiah dari berbagai perspektif.
"Di era digital ini, umat Islam harus lebih kritis dalam menyaring informasi, terutama dalam hal yang berkaitan dengan keyakinan. Jangan sampai hanya karena sebuah argumen terdengar meyakinkan, kita langsung menerimanya tanpa analisis yang mendalam," pungkasnya.
Sumber: Inilah
Artikel Terkait
Penyergapan Berdarah, 3 Polisi di Semarang Dilarikan ke RS usai Mendapat Perlawanan dari Perampok
Pemilik Pagar Laut Bekasi Minta Maaf, Aguan Kapan?
Baru Dilantik Jadi Stafsus Kemenhan, Deddy Corbuzier Langsung Berurusan dengan KPK
Bahlil Copot Dirjen Migas Achmad Muchtasyar Tidak Lama Kantor Ditjen Migas Digeledah Kejagung