Kaesang Tantang Prabowo Adili Jokowi? Mohon Bersabar!

- Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:25 WIB
Kaesang Tantang Prabowo Adili Jokowi? Mohon Bersabar!


Kaesang 'Tantang Prabowo Adili Jokowi?' Mohon Bersabar!


Oleh: Damai Hari Lubis

Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)


Berseliweran Gambar Kaesang diberbagai media sosial yang menggunakan kaus bertuliskan “ADILI  JOKOWI”, walau susunan kata hanya bentuk seni atau kreatifitas namun tak elok karena Kaesang tokoh Ketua Umum Partai (PSI) dan Kaesang merupakan anak kandung Jokowi eks presiden yang sungguh banyak cela (cacat moral) dimata sebagian besar publik bangsa ini bahkan dimata masyarakat internasional.


Karena cela (buruk) kepribadian (bad personality) Jokowi menjadi pembicaraan publik sejak 2015 sampai saat ini pasca lengser dari kursi istana kepresidenan, sehingga banyak anekdot yang sarkastik (estetika pro dah kontra) terhadap diri Jokowi, karena berawal  historis jatidiri adab Jokowi yang tidak role model dan transparan (super) anti klimaks perilaku. 


Jokowi melakukan puluhan bahkan 100 lebih dusta dan ingkar janji, Jokowi di mata sebagian kelompok masyarakat amat buruk perangai, sampai-sampai saat menjadi Presiden RI (2021) kelompok mahasiswa UI memberi “gelar” kepada Jokowi si raja basa basi (the king of lip service) atau bermakna Jokowi pemimpin pembohong, karena NRI bukan negara ber-sistim (kerajaan) monarki.


Bahkan sebelumnya di 2019 saat pra pilpres, ada juga lirik sebuah lagu yang tak asing di gendang telinga publik, dengan judul Si Raja Bohong, bisa jadi lagu tersebut juga ditujukan untuk sosok Jokowi?


Oleh karenanya Publik berdasarkan terminologi dari “semantik” di kaus Kaesang, ‘ADILI JOKOWI’ seolah merupakan sebuah cibiran yang mengejek dan menantang, pasca boomingnya pemberitaan di tanah air, dampak informasi dari OCCRP (Organized Crime and Corruption Project) sebuah organisasi yang konsentrasi dibidang jurnalis khusus investigasi perilaku kejahatan kemanusiaan dan korupsi.


OCCRP organisasi kelompok masyarakat internasional (eksis di lima benua) yang yang “basecamp-nya” bermarkas di negara Belanda dan Bosnia. 


Ternyata hasil investigasi OCCRP menyebut Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo (Jokowi) masuk dalam daftar finalis akhir tahun (31-12-2024) sebagai pemimpin nomor 2 paling korup dari 5 orang di dunia dibawah champion Presiden Suriah Bashar Al Assad nomor 1 terkorup.


Maka, semantik perumpamaan “ayok kalau sanggup dan berani Adili Jokowi” dari Kaesang, semakin menerbitkan rasa geram publik, tidak hanya kepada Jokowi (si raja bohong) justru kepada keluarga inti Jokowi, terlebih Kaesang sendiri yang untuk kali keberapa lolos jerat sebagai terlapor KPK bersama Gibran RR, Bobby (menantu) dan Kahiyang (putri Jokowi istri Bobby).


Sedangkan dari sisi politik dan hukum, “tantangan” Kaesang tersebut tentu bukan ditujukan kepada publik, karena publik selain tidak memiliki hak mengadili bahkan tidak memiliki wewenang untuk melakukan penyidikan serta penuntutan.


Patut disimpulkan, tantangan Kaesang dalam makna subtansial ditujukan kepada 3 (tiga) insitusi penegak hukum, yakni Ketua KPK (penyidik KPK), Kapolri (Penyidik Polri) dan Jaksa Agung (Penyidik Kejaksaan RI/ JPU), dan yang lebih “premier” tantangan Kaesang ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo, karena  substantif Prabowo Penyelenggara Negara Tertinggi, sekaligus pimpinan langsung dari Kapolri dan Jaksa Agung RI yang dapat memerintahkan agar dilaksankan pengusutan (proses hukum penyidikan dan tuntutan) memiliki kewenangan terhadap Ketua KPK dalam hal terkait menuju proses hukum “adili Jokowi”.


Kaesang, yang masih level “bocah ingusan” atau kurang jam terbang dalam berdiplomasi dalam dunia politik, menjadikan dirinya kurang cermat dalam diplomasi karena masih sempit sisi pandang politiknya, sehingga Ia tidak menyadari bahwa dirinya adalah sosok politisi (PSI) yang bakal berdampak negatif, atau bisa jadi karena sifat bawaan atau etos kaesang (faktor genetika Jokowi yang angkuh saat berkuasa), sehingga Kaesang over aktif (kelewat batas) berani menantang Presiden Subianto walau penyampaiannya melalui sebuah kaus.


Lalu akibat “keangkuhan” Kaesang, sebagai hal yang menunjukan pola pandang Kaesang bahwa Jokowi adalah tokoh yang tidak pernah khianati bangsa dan negara ini (tidak pernah mendustai bangsa ini) dan keberanian Kaesang menantang seolah dirinya memegang kartu truf sebagai kunci rahasia berupa kelemahan Prabowo sang presiden sehingga Prabowo bakal tidak berani membuka peluang proses hukum terhadap Jokowi.


Padahal jangankan kader Gerindra atau fans dan simpatisan setia Prabowo, para tokoh dari kelompok  oposan sekalipun, siap kepala jadi kaki, kaki jadi kepala untuk dan demi Prabowo apapun bentuk kekurangannya asalkan serius menuju PROSES HUKUM ADILI DAN PENJARAKAN JOKOWI. 


Serta  perlu Kaesang ketahui banyak kelompok yang sudah dan bakal siap bergabung dan bersatu padu serta full support kepada Presiden RI Prabowo, semata demi melawan sosok Jokowi yang dianggap sebagai musuh bersama (common enemy).


Sehingga patut disimpulkan terhadap tantangan Kaesang “Adili Jokowi” mungkin tidak lama lagi bakal terjawab. 


Hanya jika boleh disampaikan kepada Kaesang dan keluarga, istimewanya kepada Gibran terkait kasus Fufu Fafa, harap mohon bersabar. ***

Komentar