Kasus Elpiji 3 Kg yang melibatkan Bahlil Lahadalia adalah kulminasi dari bututnya Menteri ESDM Prabowo mantan Menteri Investasi Jokowi tersebut. Indikasinya Bahlil adalah kepanjangan dari kepentingan Jokowi. Sikapnya saat pidato di depan jajaran Partai Golkar bagai abdi dalem Raja Jawa Joko Widodo.
Setelah Ketum Partar Golkar Airlangga diinjak kakinya oleh Jokowi agar mundur, Bahlil disiapkan untuk menggantikan. Partai ikut tersandera sehingga Bahlih terpilih dengan mulus. Jokowi tersenyum, fikirnya Partai Golkar dapat ditunggangi. Dari PDIP Jokowi dan Gibran telah dibuang ke laut.
Orang banyak tidak mengenal Bahlil Lahadalia untuk jenjang kariernya di Partai Golkar. Partai sebesar ini ternyata dengan mudah dipimpin oleh orang yang tidak bereputasi. Ini fenomena menarik tentang rapuhnya partai sebagai kekuatan politik. Menjadi mudah tersandera, terbeli atau terkuasai. Partai menjadi bayang-bayang orang, bukan sebaliknya.
Kini Partai Golkar dirugikan oleh profil dan kapasitas Bahlil. Ia Menteri kontroversial yang dapat membuat Partai Golkar terombang ambing dan tidak berwibawa. Sejak dugaan jual beli izin tambang, menyebut tenaga kerja lokal tidak berkualitas, konflik rempang, aplikasi OSS sebagai mobil rusak, dugaan konsumsi miras 38 juta, doktor bermasalah hingga penumbangan Airlangga dan skandal elpiji 3 Kg.
Presiden Prabowo didesak untuk memecat Menteri Bahlil. Ini tentu mengganggu, apalagi jika benar sampai dipecat atau direshufle. Ketum Partai Golkar ini tidak matang dan ajeg akibat bermodal hqnya sebagai pengurus partai di Papua. Setelah itu kabur. Yang jelas ia berperan sebagai “abdi dalem” Raja Jawa Jokowi.
Nampaknya kader-kader Golkar akan gerah juga, bukan tidak mustahil akan ada suara suara bahkan gerakan yang mempermasalahkan kedudukan Bahlil sebagai Ketum Partai Golkar. Toh, Jokowi saat ini tidak sebagai Presiden lagi. Pengaruhnya sedikit demi sedikit memudar. Partai Golkar bukan PSI yang menganut paham Jokowisme.
Berpolitik pragmatik sama dengan berbisnis ada hitungan untung rugi. Mempertahankan Bahlil sebagai Ketum jelas membuat Partai Golkar rugi besar. Jadi atas fikiran sehat, rasional bahkan berbasis moral, Ketum harus diganti. Partai Golkar bukan hanya kehilangan jati diri tapi juga akan menjadi obyek yang dimaki dan dibenci karena beririsan dengan makian dan kebencian rakyat kepada Bahlil Lahadalia.
Bahlil bukan Menteri berintegritas yang jika dikaitkan dengan omon-omon Prabowo tentu tidak memenuhi syarat. Kasus Elpiji 3 Kg dinilai fatal dan dapat membuat Bahlil terpental.
Episode yang ditunggu rakyat adalah tinju KO Prabowo dan tendangan Golkar yang membuat Bahlil menggelepar.
Momen seru itu ditunggu. Perlu keberanian untuk menerobos kejumudan dan kebahlulan politik yang sudah membatu.
Bandung, 7 Februari 2025
By M Rizal Fadillah
Pemerhati Politik dan Kebangsaan
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan PARADAPOS.COM terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi PARADAPOS.COM akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Artikel Terkait
Polda Metro Jaya Didemo Adili Jokowi dan Keluarga, Kok Bisa?
NGERI! Dari WA Disadap Hingga Rumah Dilempari, Begini Teror Yang Dihadapi Rocky Gerung
Viska Dhea Ramadhani, Pemeran Video Syur 1 Menit 34 Detik
Anggaran Hemat, Progres Proyek IKN Seret