PARADAPOS.COM -Ketua LBH-YLBHI Muhammad Isnur mengkritisi wewenang polisi yang diperluas hingga dapat menjadi "penyeleksi" saat lembaga-lembaga penyidikan hendak melakukan rekrutmen penyidik baru.
Hal itu tercantum dalam Draf Rancangan Undang-undang (RUU) Nomor 12 Tahun 2022 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Ia mengatakan, dalam Draf RUU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 16 ayat 1, dinyatakan bahwa dalam menyelenggarakan rekrutmen penyidik, kementerian hingga lembaga seperti KPK dan Jaksa Agung mesti mendapatkan rekomendasi dari kepolisian.
"Nah kalau kita berkaca, ini akan menjadi catatan yang sangat tidak baik. Berarti ada upaya intervensi " ujar Isnur kepada wartawan, Minggu (2/6).
Menurutnya, kasus cicak vs buaya yang berjilid-jilid itu mestinya menjadi catatan penting terhadap aturan dalam pasal yang berpolemik ini.
"Bagaimana dinamika ini terjadi, bagaimana pengembalian, misalnya deputi direktur penindakan, direktur penyidikan di kpk, ini menjadi catatan yang luar biasa besar. Jadi potensial seperti kasus yang terakhir," tandas Isnur.
Sumber: jawapos
Artikel Terkait
Diungkap Hotman Paris, Paula Verhoeven Akui Berduaan dengan Pria Lain di Kamar
IG Sespimmen Polri Hapus Foto Jokowi Langsung Disorot Suryo Prabowo, Ijazah Jokowi Kembali Disindir
6 Fakta di Balik Kabar Paula Verhoeven Positif HIV, Nama Seorang Dokter Terkemuka Disebut
Habis Dihujat Netizen, Video Wapres Gibran Tanggapi Suksesnya Film Jumbo Malah Dapat Lebih Banyak Dislike Ketimbang Like-nya