paradapos.com - Peringatan haul almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tahun 2023 di Kabupaten Jombang, Jawa Timur digelar meriah, dengan kolaborasi pendidikan, seni, dan budaya di area Museum KH Hasyim Asyari (Minha) Tebuireng.
Haul Gus Dur yang juga ditandai sebagai bulan Gus Dur tahun ini digelar pada 16-17 Desember 2023, di antara pihak Minha bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan wawasan serta pertunjukan guna mengingat kembali perjuangan kebangsaan oleh Gus Dur dan KH Hasyim Asyari.
Mengambil tema "Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur" dalam kesempatan peringatan bulan Gus Dur 2023 di Jombang, Inayah Wahid menyampaikan jika apa yang pernah disampaikan almarhum Ayahnya itu relevan dengan kondisi saat ini.
"Relevan dengan hari ini,kalau kemarin di Jakarta juga diperingati haul, temanya mengingat kembali warisan etika demokrasi Gus Dur. Gu Dur sempat mebuat tulisan seolah-seolah demokrasi, seolah-olah konstitusional, taat hukum, seolah-olah kita bebas," kata putri Gus Dur ini.
"Apa kemudian apakah ini betul? ini dipertanyakan Gus Dur pada tahun 90-an, hari ini relevan apakah betul demokrasi atau seolah-olah demokrasi," lanjut Inayah Wahid usai melakukan ziarah ke makam Gus Dur, Minggu 17 Desember 2023 sore.
Kemudian Inayah Wahid mewakili keluarganya, memberikan apresiasi untuk terselenggaranya peringatan bulan Gus Dur di Minha Tebuireng, Jombang.
Baca Juga: Rayakan HUT ke-128 BRI, Lebih dari 50 Ribu Insan BRILiaN Berkumpul di Gelora Bung Karno
"Yang pasti keluarga berterimakasih, atas perhelatan yang dilakukan oleh Museum KH Hasyim Asyari dan Kemendikbudristek. Berasa satu jalan dengan keinginan dan harapan kami bukan hanya haul didoakan saja, juga kemudian warisan pemikiran Gys Dur dan Mbah Hasyim dapat disebarluaskan," ungkap Inayah Wahid.
Kemudian Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra juga mengungkapkan sosok Gus Dur sebagai pejuang kebangsaan untuk mewarisi nilai-nilai yang diterapkan.
"Kita tahu siapa Gus Dur, keberadaan museum tidak sekedar fisik, tapi bagaiman kita meneruskan perjuangan bangsa KH Hasyim Asyari dan kekinian Gus Dur, banyak nilai yang perlu kita jaga," jelas Mahendra.
Berbicara museum, Mahendra menegaskan jika keberadaan Minha ditengah peringatan haul Gus Dur ini menjadi bukti perjuangan kebangsaan yang harus digelorakan, dan tidak sekedar sebagai etalase.
"Museum tidak sekedar etalase bagaimana memahami nilai KH Hasyim Asyari dan Gus Dur harus terus kita bicarakan, kita gelorakan bagaimana perjuangan kebangsaan yang saat itu di jamannya dan selalu di update oleh Gus Dur," tutur Mahendra.
Artikel asli: hallo.id
Artikel Terkait
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Bocor, Sudirman Terpidana Kasus Vina Terciduk Lagi Asik di Hotel bukan di Sel, Benarkah?
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!