FormasNU: Gibran Offside, Dalam Bahasa Pesantrennya Suul Adab, Istilah Jawanya Kurang Punya Unggah ungguh

- Senin, 22 Januari 2024 | 18:01 WIB
FormasNU: Gibran Offside, Dalam Bahasa Pesantrennya Suul Adab, Istilah Jawanya Kurang Punya Unggah ungguh

 

JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com–Penampilan Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat yang berlangsung Minggu (22/1/) malam menuai kecaman.

Putra Presiden Jokowi itu berkali-kali menyerang dua rivalnya, yakni Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Mahfud MD, dengan sindiran dan gesture yang melecehkan. 

Ketua Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU), Ahmad Rauf, menilai sebagai orang Jawa, apa yang diperlihatkan Gibran sudah melampaui batas. 

“Penampilan Gibran itu offside, dalam bahasa pesantrennya suul adab. Kalau istilah orang Jawa itu kurang punya unggah-ungguh atau tata krama bagaimana menghormati orang yang lebih tua,” kata Ahmad Rauf dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/1).

Baca Juga: Debat Cawapres: Pengamat Bilang Penampilan Gibran Buruk dan Bisa Ditinggalkan Pemilih

Meski demikian, Gus Rauf meyakini tindakan Gibran tak mencerminkan sikap anak-anak muda kebanyakan. “Milenial kita secara umum masih menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai kesopanan,” ucapnya.  

Gus Rauf sapaan akrabnya, selain tak elok secara etika, Gibran juga kembali melanggar aturan debat yang telah disepakati bersama.

Ketua Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU), Ahmad Rauf, menilai sebagai orang Jawa, apa yang diperlihatkan Gibran sudah melampaui batas
Ketua Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU), Ahmad Rauf, menilai sebagai orang Jawa, apa yang diperlihatkan Gibran sudah melampaui batas (Foto: instagram Gus Rauf)

“Sudah menjadi kesepakatan tidak boleh menggunakan singkatan. Kalau pakai singkatan atau terminologi asing harus dijelaskan dulu.

" Di debat cawapres pertama itu sudah dia gunakan untuk mensliding cak Imin, tapi kenapa diulangi lagi? Ini berarti di alam bawah sadarnya hal seperti itu dianggap biasa,” ujar Gus Rauf yang juga menjabat Deputi Santri Milenial di Timnas Anies-Muhaimin.

Forum debat, sambung Gus Rauf, seharusnya fokus pada visi misi dan kebijakan dari masing-masing calon yang akan dipilih rakyat. “Bukan saling merendahkan dan mencibir, gak panteslah.

"Dia lupa bahwa lawan dalam debat itu adalah teman dalam kompetisi berdemokrasi. Jadi kalau niatnya menjatuhkan lawan, itu sudah di luar akal sehat kita,” sesal Rauf.

Baca Juga: Wujudkan Pemilu Damai, Kaops NCS Polri Kunjungi Tiga Tokoh Lintas Agama

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com

Komentar