Sindiran Megawati Keras, Pemilu Bukan Alat untuk Melanggengkan Kekuasaan, Ada Moral dan Etika yang Harus Dijunjung

Thursday, 11 January 2024
Sindiran Megawati Keras, Pemilu Bukan Alat untuk Melanggengkan Kekuasaan, Ada Moral dan Etika yang Harus Dijunjung
Sindiran Megawati Keras, Pemilu Bukan Alat untuk Melanggengkan Kekuasaan, Ada Moral dan Etika yang Harus Dijunjung

 

HUKAMANEWS - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri mengingatkan masyarakat untuk tak mudah tergiur.

Peringatan Megawati ini terkait dengan sosok calon presiden yang akan dipilih masyarakat pada 14 Februari 2024 mendatang.

"Ini saya bicara sebagai presiden ke lima Republik Indonesia, rakyat Indonesia yang saya cintai, jangan tergiur, jangan hanya melihat sosoknya tetapi pikiran dan hatinya harus menjadi satu," ujar Megawati pada pidato HUT PDI Perjuangan, Rabu (10/1/2024).

Pada HUT PDI Perjuangan ke-51 tidak ada kehadiran Presiden Joko Widodo yang merupakan kader dan petugas partai.

Melihat bagaimana kerasnya perjuangan pendiri negeri ini membebaskan penjajah, Megawati menegaskan, wajar masyarakat bisa menilai adanya debat capres untuk menentukan presiden yang tepat untuk rakyat.

Baca Juga: Cek Manfaat Ikan Kembung yang Mantul Banget Buat Kucing! Harga Oke Buat Kesehatan Peliharaan

Megawati sendiri miris melihat hukum sekarang banyak dipermainkan oleh kekuasaan yang dapat dijalankan semau-maunya.

"No, no and no, saya selalu bilang kalau ngomong tiga kali, kenapa karena nomer kita tiga," ujar Megawati mengingatkan para kadernya.

"Pemilu bukan alat politik untuk melenggangkan kekuasaan dengan berbagai cara, di dalam pemilu pemilihan umum ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi," tegasnya.

"Loh saya pernah jadi presiden setelah pemilu gak ribut tuh, saya ya sudah, kekuasaan itu gak langgeng lo yang langgeng yang di atas," ucapnya.

Apalagi Megawati mengingatkan bahwa kekuasaan akan berhenti apa pun jabatannya.

Baca Juga: Kondisi Hewan Korban Perdagangan Ilegal Terinfeksi Cacing Jantung, Apa Gejalanya ?

"Pencermatan saya bahwa pemilu akhir-akhir ini sudah bergeser, ada kegelisahan rakyat akibat intimidasi. Namun saya bersyukur ada kekuatan nurani yang bicara, saya ikut merasakan bagaimana bagaimana pergerakan masyarakat sipil, para mahasiswa dengan kemurnian idealismenya," ujar Megawati berapi-api.

Ia mencontohkan ada seorang Ibu bernama Sinta di Jawa Timur dan seorang Ketua RT di Jawa Tengah yang berani menyampaikan sikap atas pilihan capres di wilayah lingkungan perumahannya.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hukamanews.com

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini