Ledakan Bom Tewaskan Hampir 100 Orang di Peringatan Terbunuhnya Soleimani, Iran Tuduh Israel dan AS Terlibat

- Kamis, 04 Januari 2024 | 09:20 WIB
Ledakan Bom Tewaskan Hampir 100 Orang di Peringatan Terbunuhnya Soleimani, Iran Tuduh Israel dan AS Terlibat
 
 
 
URBANBOGOR.COM - Dua ledakan menewaskan hampir 100 orang dan melukai ratusan lainnya dalam sebuah upacara di Iran pada hari Rabu, 3 Januari yang digelar untuk mengenang pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh drone AS di tahun 2020, kata pejabat Iran, dengan menyalahkan pelaku "teroris" yang tak disebutkan spesifik.
 

Stasiun televisi pemerintah Iran melaporkan dua ledakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit di lokasi pemakaman tempat Soleimani dikebumikan, kota Kerman bagian tenggara, yang juga dihadiri ribuan orang. Tidak ada yang merasa bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
 

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden menyampaikan dari Washington bahwa ledakan tersebut tampaknya mewakili “serangan teroris” seperti yang dilakukan militan ISIS beberapa waktu yang lalu.
 

Sementara itu, presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk keras kejadian tersebut dan menyebutnya sebagai "kejahatan keji dan tidak manusiawi".
 

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei juga bersumpah akan membalas dendam atas dua pemboman berdarah tersebut.
 

“Penjahat yang kejam… harus tahu bahwa mereka akan ditindak tegas mulai sekarang dan… tidak diragukan lagi akan ada tanggapan yang keras”, kata Khamenei dalam sebuah pernyataan yang diberitakan media.
 

Berbagai negara, termasuk Rusia serta Turki, mengutuk serangan bom tersebut, dan Sekretaris Jenderal PBB menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab diadili dan dihukum.
 

Menteri Kesehatan Iran, Bahram Eynollahi mengatakan di TV nasional bahwa jumlah korban tewas mencapai 95 orang, turun dari 103 orang, dengan tambahan 211 orang terluka, menjadikan kejadian ini serangan paling mematikan dalam sejarah berdirinya Republik Islam Iran, yang pernah menghadapi insiden serupa di masa lalu dari berbagai kelompok bersenjata. termasuk ISIS.
 
 
Di masa lalu Iran pernah menyalahkan Israel atas berbagai serangan yang terjadi di negaranya, klaim tersebut tidak dikonfirmasi atau disangkal oleh Israel, namun tidak ada indikasi keterlibatan negara asing dalam ledakan di kompleks pemakaman tersebut.
 

AS tidak melihat adanya indikasi bahwa Israel terlibat dalam ledakan tersebut, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby.
 

Seorang pejabat Iran yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita IRNA bahwa "dua alat peledak yang ditanam di sepanjang jalan menuju Pemakaman Martir Kerman, diledakkan secara jarak jauh oleh pelaku".
 

Meskipun pemerintah tidak secara terbuka menyalahkan kedua negara tersebut, komandan utama pasukan Quds Iran, Esmail Qaani meyakini serangan tersebut dilakukan oleh “agen intelijen rezim Zionis (Israel) dan Amerika Serikat”.
 

Teheran sering menuduh musuh bebuyutannya, Israel dan Amerika Serikat, mendukung kelompok bersenjata anti-Iran.
 

Siaran TV nasional menunjukkan kerumunan orang yang berkumpul di lokasi kejadian pada malam hari, terdengar meneriakkan: “Matilah Israel” dan “Matilah Amerika”.
 

"AS sama sekali tidak terlibat dalam ledakan tersebut dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa Israel juga", kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller dalam konferensi pers rutin.
 

Kementerian luar negeri Iran mengatakan bahwa mereka akan menggunakan semua cara internasional demi mengungkap dan mengadili pelaku yang terlibat dalam serangan mematikan tersebut.
 

Sementara itu, Presiden Raisi membatalkan rencana kunjungan ke Turki pada hari Kamis.***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bogor.urbanjabar.com

Komentar