Skor PISA Indonesia Anjlok, DPR: Harus Jadi Pembelajaran

- Senin, 01 Januari 2024 | 03:40 WIB
Skor PISA Indonesia Anjlok, DPR: Harus Jadi Pembelajaran

paradapos.com - Anggota Komisi X DPR RI Mustafa Kamal meminta pemerintah melakukan pembenahan sistem pendidikan Indonesia secara menyeluruh. Hal ini menyusul adanya penurunan skor pada Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022.

Secara Internasional, skor literasi membaca Indonesia mengalami penurunan hingga 12 poin. Kemudian, skor matematika Indonesia turun hingga 13 poin. Selain itu, skor sains mengalami sedikit penurunan hingga di atas rata-rata dari13 poin.

“Skor yang turun ini tentu menjadi suatu pembelajaran bagi kita semua agar kedepannya dapat meningkatkan kualitas kemampuan siswa dalam literasi, terutama dalam matematika dan sains siswa,” jelas Mustafa, dikutip dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/1/2023).

Baca Juga: Ratusan Pasien di RSUD Sumedang Masih Bertahan di Tenda Darurat

Menurut Mustafa, penurunan skor ini juga disebabkan oleh Pandemi Covid-19, sehingga memberikan dampak besar terhadap kualitas literasi siswa Indonesia.

Kendati begitu, ia berharap pemerintah lebih tanggap untuk menyelesaikan isu tersebut dengan solusi yang efektif. Apalagi, menurutnya, penurunan skor ini juga disebabkan oleh Pandemi Covid-19, sehingga memberikan dampak besar terhadap kualitas literasi siswa Indonesia.

“Menurut saya, guru harus mampu menghadirkan kontekstual masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nantinya dicurahkan dalam bentuk soal. Namun, guru dan pemerintah tentu sudah berusaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan siswa di Indonesia.” tandasnya.

Baca Juga: Pakar Politik sebut Prabowo Bakal Gagal Kuasai Debat Ketiga, Meskipun Menguasai Tema Pertahanan dan Keamanan

Baca Juga: Relawan Ganjar Dianiaya Oknum, Kapuspen TNI: Akan Ada Tindakan Tegas

Sebagai informasi, Survey Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 ini mengukur kualitas literasi, matematika, dan sains siswa yang terlibat dalam survei di negara OECD, termasuk di dalamnya Indonesia.

 Kegiatan ini melibatkan kurang lebih 14.000 siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP), kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianterbit.com

Komentar