paradapos.com - Sepertiga pria di Inggris terbuka terhadap gagasan untuk memiliki lebih dari satu istri atau pacar jangka panjang, menurut sebuah studi terbaru dari Swansea University.
Sebaliknya, hanya 11 persen perempuan yang disurvei akan terbuka terhadap gagasan pernikahan poligami, jika pernikahan tersebut sah dan dilakukan atas dasar suka sama suka.
Para peneliti bertanya kepada 393 pria dan wanita heteroseksual di Inggris bagaimana perasaan mereka tentang komitmen kemitraan di mana mereka berbagi pasangannya dengan orang lain, atau berbagi diri mereka sendiri.
Baca Juga: Cara Membuat Background Foto di iPhone jadi Buram, Fitur Mode Potret Sangat Membantu
Studi tersebut menanyakan peserta tentang hubungan yang mirip dengan poligami– yaitu seorang laki-laki menikahi lebih dari satu perempuan – dan poliandri – yaitu suatu hubungan yang mana seorang perempuan menikahi lebih dari satu laki-laki.
Laki-laki pertama-tama ditanya apakah mereka bersedia berbagi pasangan dengan lebih dari satu istri dan kemudian ditanya apakah mereka bersedia berbagi pasangan dengan laki-laki lain.
Hal itu menunjukkan bahwa sembilan persen pria mengatakan mereka akan berbagi pasangan, padahal hanya lima persen perempuan tertarik dengan pengaturan seperti itu.
“Membandingkan poligami dan poliandri secara langsung, laki-laki tiga setengah kali lebih mungkin mengatakan 'ya' perempuan dua kali lebih mungkin mengatakan 'ya' untuk memiliki lebih dari satu pasangan, dibandingkan dengan gagasan untuk berbagi pasangan dengan orang lain.”
Poligami dan poliandri adalah bentuk perkawinan alternatif yang melibatkan banyak pasangan, dan penerimaannya berbeda-beda di setiap budaya.
Di Inggris, praktik-praktik ini tidak diakui secara hukum atau dianut secara luas dalam budaya arus utama, karena kerangka hukumnya didasarkan pada monogami.
Sebaliknya, budaya tertentu di seluruh dunia secara historis dan saat ini mempraktikkan poligini, yang mana seorang laki-laki dapat memiliki banyak istri, dan poliandri, yang mana seorang perempuan dapat memiliki banyak suami.
Pengaturan ini seringkali berakar pada konteks budaya, agama, atau sejarah. Misalnya, beberapa masyarakat di Afrika dan Timur Tengah mempunyai tradisi poligami yang sudah lama ada, sementara komunitas tertentu di Tibet dan Nepal telah mempraktikkan poliandri.
“Komitmen non-monogami telah mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini. Ini adalah tren hangat dengan semakin banyak pasangan yang membicarakan tentang membuka hubungan mereka dengan melibatkan orang lain. Namun, jenis hubungan ini bukanlah hal baru."
Artikel asli: borneoglobe.com
Artikel Terkait
Olahraga Rutin: Kunci Mencegah Penyakit Kronis
Mental Health Check! Tips Self-Care Biar Tetap Waras di Dunia yang Ribet
Fast Food vs Fit Life: Cara Makan Enak Tanpa Guilt Trip
Glow Up Tanpa Stress: Rahasia Kulit Sehat dari Dalam