AKURAT.CO Renungan, Berikut ini adalah renungan harian Katolik Minggu Adven III berdasarkan bacaan Injil Lukas 1:57-66 untuk hari Sabtu 23 Desember 2023.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Sabtu 23 Desember 2023. Dalam bacaan Injil Lukas 1:57-66 hari ini, bercerita tentang "Kelahiran Yohanes Pembaptis."
Meski bukan orang Yahudi, Lukas menulis dengan ilham Roh Kudus. Lukas menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-4).
Bagian awal Injil Lukas ini menyajikan data bagaimana awal persiapan karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus melalui kelahiran Yohanes yang menyiapkan jalan bagi Tuhan.
Bayi yang dilahirkan Elisabet bukanlah bayi biasa. Ada rencana Allah yang besar yaitu menjadikannya kelak sebagai utusan Allah untuk mendahului Yesus Kristus, Sang Mesias.
Lukas menampilkan bagaimana pergumulan antara Zakharia dan Elizabeth dalam berhadapan dengan orang-orang disekitar mereka berkaitan dengan soal pemberian nama bagi calon bayi yang hendak dilahirkan oleh Elizabeth di usia tuanya.
Orang Yahudi sering memberikan nama nenek moyang dari anak yang baru lahir itu. Untuk anak laki-laki pertama, biasanya diberikan nama ayahnya. Karena itulah para tetangga dan keuarga ingin memberikan nama ‘Zakharia’ kepada anak itu (Luk 1:59).
Baca Juga: Renungan Harian Katolik Minggu Adven III Untuk Hari Kamis 21 Desember 2023
Baca Juga: Renungan Harian Katolik Minggu Adven III Untuk Hari Rabu 20 Desember 2023
Tetapi Elisabet dengan tegas menolak usul itu dan berkata bahwa anak itu harus diberi nama Yohanes (Luk 1:60). Mengapa Yohanes? Karena dalam Luk 1:13 malaikat menyampaikan Firman Tuhan yang memerintahkan supaya anak itu diberi nama Yohanes.
Jadi di sini kita melihat suatu teladan yang baik dari Elisabet. Ia berani menentang tradisi dan usul dari banyak orang, demi ketaatannya kepada Tuhan. Mereka bertanya kepada Zakharia dengan menggunakan isyarat (Luk 1:62).
Ini menunjukkan bahwa Zakharia bukan sekedar bisu tetapi juga tuli, ia lalu menuliskan ‘Namanya adalah Yohanes’ (Luk 1:63). Sama seperti Elisabet, Zakharia juga lebih mentaati Tuhan dari pada tradisi maupun usul dan desakan orang banyak.
Tuhan telah menentukan Zakaria dan Elisabeth menjadi tempat lahirnya perintis jalan bagi kedatangan Kristus. Tuhan menganugerahi keluarga ini dengan suatu kemustahilan.
Tuhan mengizinkan Zakharia dan Elisabet, yang sudah tua dan tidak ada kemungkinan untuk mempunyai anak. Namun, Elisabet dan Zakaria menjunjung tinggi perintah itu. Salah satu bukti ketaatan itu terlihat dalam pemberian nama anak tersebut.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jateng.akurat.co
Artikel Terkait
Olahraga Rutin: Kunci Mencegah Penyakit Kronis
Mental Health Check! Tips Self-Care Biar Tetap Waras di Dunia yang Ribet
Fast Food vs Fit Life: Cara Makan Enak Tanpa Guilt Trip
Glow Up Tanpa Stress: Rahasia Kulit Sehat dari Dalam