Memasuki era layanan streaming, begini nasib film nasional

Friday, 2 February 2024
Memasuki era layanan streaming, begini nasib film nasional
Memasuki era layanan streaming, begini nasib film nasional



HARIAN MERAPI - Di tengah membanjirnya layanan platform streaming, bagaimana nasib film nasional ?


Berdasar survei terbaru, film nasional akan tetap eksis dan berpotensi berkembang di era platform streaming.


Inilah salah satu hasil studi terbaru dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia bersama PwC Indonesia.

Baca Juga: Kontrakan 10 Pintu di Kembangan Ludes Terbakar, 29 Orang Pengontrak Selamat


Hasil studi menunjukkan potensi film, animasi, video nasional untuk berkembang di era layanan platform streaming film dan media sosial.

Kepala Riset dan Ekonomi PwC Indonesia Denny Irawan di Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa PwC Indonesia bersama LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dalam satu tahun terakhir melakukan penelitian terbatas untuk mengukur definisi dampak ekonomi dari karya atau produk industri layar yang ditujukan untuk hiburan.

Pengukuran dilakukan pada dampak langsung (dampak ekonomi), dampak tidak langsung (peningkatan kontribusi produk domestik bruto/PDB), dampak terinduksi (peningkatan lapangan pekerjaan), serta dampak limpahan.

Baca Juga: Tanpa Ronaldo, Al Nassr Lumat Inter Miami 6-0 di Riyadh Season Cup

Studi dilakukan berdasarkan data dari Tabel Input-Output Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) 2014, data Kemenparekraf hingga tahun 2020 mengenai Nilai Tambah Bruto atau kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sektor ekonomi kreatif, serta Laporan Global Entertainment and Media Outlook 2023-2027 dari PwC.

Menurut hasil analisis yang dilakukan oleh PwC dan LPEM Universitas Indonesia pada 2023, total pendapatan industri layar (film, animasi, dan video) diproyeksikan tumbuh menjadi Rp109,6 triliun pada 2027 dari Rp90,9 triliun pada 2022.

Denny mengatakan, potensi dari setiap peningkatan pendapatan industri layar sebesar Rp1 triliun akan menghasilkan dampak sebesar Rp1,43 triliun dalam bentuk "output ekonomi" atau nilai barang dan jasa berdasarkan harga yang dibayarkan kepada pemasok industri layar pada periode waktu tertentu, kontribusi PDB senilai Rp892 miliar, dan penciptaan 4.300 lapangan kerja baru.

Baca Juga: Tekan golput, Apindo akan gelar pesta diskon di mall saat coblosan Pemilu 2024

Menurut dia, saat ini proporsi dampak terhadap total PDB dari industri layar di Indonesia baru 0,41 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Brazil dan Thailand (0,61 persen).

Hasil studi juga menunjukkan bahwa pekerjaan di industri layar sangat produktif. Nilai tambah bruto (NTB) per kapitanya Rp55 juta, lebih tinggi dibandingkan sektor ekonomi lainnya seperti kuliner, mode, kerajinan, dan seni pertunjukan.

Investasi di industri layar juga mendukung lapangan kerja pada sektor-sektor di seluruh rantai pasok.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmerapi.com

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini