Bernilai Lebih dari Rp851 Miliar, Lukisan 'Potret Fraulein Lieser' yang Hilang 98 Tahun Lalu Ditemukan di Wina Austria

paradapos.com - SEBUAH lukisan karya seniman Austria Gustav Klimt, berjudul "Potret Fraulein Lieser," telah ditemukan di Wina setelah hilang selama 100 tahun, menurut BBC.

Karya seni ini awalnya milik sebuah keluarga Yahudi di Austria dan terakhir kali dilihat publik pada tahun 1925.

Keberadaan lukisan ini pada tahun-tahun berikutnya tidak diketahui secara pasti, namun lukisan tersebut telah menjadi milik keluarga tersebut sejak tahun 1960-an.

Baca Juga: Lukisan Picasso dan Chagall Senilai 14 Miliar yang Dicuri dari Israel Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Kota Antwerp Belgia!

Rumah lelang im Kinsky menilai lukisan itu lebih dari USD54 juta atau sekitar Rp851,8 miliar.

Penemuan ini merupakan peristiwa penting dalam dunia seni, membawa kembali mahakarya yang telah lama hilang menjadi perhatian publik, menurut portal berita.

Menurut Rumah Lelang im Kinsky, sebagai tokoh kunci Art Nouveau Wina, Gustav Klimt melambangkan Modernisme Austria fin de siecle lebih dari seniman lainnya.

Baca Juga: Dirampok dari Museum di Belanda Saat Pandemi, Lukisan Maestro Vincent van Gogh Berhasil Ditemukan

Karyanya, khususnya potret wanita sukses dari kelas menengah atas pada pergantian abad, mendapat pengakuan tertinggi di seluruh dunia.

Lukisan Klimt menduduki peringkat teratas di pasar seni internasional. Potret wanitanya jarang ditawarkan di lelang.

Lukisan dengan kelangkaan, makna artistik, dan nilai seperti itu belum tersedia di pasar seni di Eropa Tengah selama beberapa dekade.

Baca Juga: Pesona Lukisan Wayang Karya Seniman Muda Rusia

Hal ini juga berlaku di Austria, di mana tidak ada karya seni yang memiliki nilai penting sekalipun.

Sebelum Potret Fraulein Lieser ditawarkan dalam lelang khusus di rumah lelang im Kinsky di Wina pada 24 April 2024, potret tersebut akan berkeliling dunia.

Lukisan tersebut akan dipresentasikan di berbagai lokasi internasional; perhentian yang direncanakan termasuk Swiss, Jerman, Inggris Raya, dan Hong Kong.