Rahasia Alam yang Tersembunyi, Mengungkap Keindahan Surga Kecil di Ranu Darungan

- Jumat, 26 Januari 2024 | 04:40 WIB
Rahasia Alam yang Tersembunyi, Mengungkap Keindahan Surga Kecil di Ranu Darungan

paradapos.com - Gunung Semeru, dengan puncak setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadi salah satu daya tarik utama di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) seluas 50.276,3 hektare, yang melibatkan tiga kabupaten, Lumajang, Malang, dan Pasuruan.

Puncak tertinggi di Pulau Jawa ini menarik perhatian naturalis dunia untuk menaklukkannya.

Sejarah mencatat bahwa Bapak Kina Indonesia Franz Wilhelm Junghuhn dan Thomas Stamford Raffles pernah berusaha menaklukkan Mahameru, yang dianggap sebagai puncak jelmaan para dewa menurut kitab Tantu Pagelaran, namun upaya mereka tidak berhasil.

Baca Juga: Peletakan Batu Pertama Pasar Tematik Wisata Danau Ranau, Mendag Zulkifli Hasan Berikan Dukungan Penuh

GF Clignett kemudian menjadi orang pertama yang berhasil menaklukkan Semeru pada 18 Oktober 1838, dua tahun setelah erupsi.

Dataran tinggi di sekitar Semeru, seperti umumnya di Indonesia, dihiasi oleh vegetasi alam yang kaya, termasuk tumbuhan tinggi seperti pinus, akasia, cemara, dan jamuju.
Berbagai jenis perdu juga tumbuh, seperti alang-alang, harendong, dan edelweis yang khas pegunungan.

Fauna di kawasan ini melibatkan macan kumbang, luwak, kijang, kancil, owa jawa, dan berbagai jenis burung.

Baca Juga: Banggai Kepulauan, Surga Wisata Tersembunyi di Tengah Gugusan Pulau Provinsi Sulawesi Tengah

Empat danau kecil, atau ranu, menambah pesona Semeru. Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, dan Ranu Linggo Rekisi memiliki keunikan masing-masing.

Ranu Linggo Rekisi, terletak di kaki selatan Semeru, di Dusun Darungan, Desa Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, memiliki keistimewaan dengan tebing hijau dan hutan lebat sebagai rumah bagi beragam satwa liar.

Ranu Darungan, atau Ranu Linggo Rekisi, memainkan peran penting dalam menyediakan sumber air bersih untuk lima dusun di sekitarnya.

Wilayah ini masuk dalam pengelolaan Balai Besar TNBTS, memungkinkan masyarakat lokal untuk memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusak ekosistem.

Ranu Darungan dikelola oleh Resor Ranu Darungan di bawah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah IV Pronojiwo.

Kawasan ini juga menjadi habitat bagi berbagai spesies anggrek epifit yang menarik perhatian.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com

Komentar