Warung Pecel Lele Kian Banyak Pesaing, Suami Istri Ini Sediakan Tiga Pilihan Jenis Soto

- Senin, 15 Januari 2024 | 02:01 WIB
Warung Pecel Lele Kian Banyak Pesaing, Suami Istri Ini Sediakan Tiga Pilihan Jenis Soto

HARIAN MERAPI – Pasangan suami istri, Wakiyat dan Dwi Kuswanti mempunyai usaha pecel lele sejak 2004 silam. Awalnya, wujud warung tenda.

Seiring perjalanan waktu, dapat menyewa kios milik Pemerintah Kalurahan Sidomulyo Godean yang berada di pinggir lapangan sepak bola Sidomulyo. Gerobak pecel lele ditempatkan di depan kios.

Jam buka warung pecel lele tersebut, rata-rata pukul 17.00 hingga 22.00 WIB. Ketika belum banyak pesaing, setiap warung buka bisa menghabiskan sekitar 20 kilogram lele.

Baca Juga: Berburu kekhasan di lokasi kuliner, nikmati bakso Merapi dengan pemandangan kawasan Bukit Menoreh

“Tapi, akhir-akhir ini semakin banyak pesaing usaha warung pecel lele. Di sini, jarak sekitar satu hingga dua kilometer ada lebih dari lima warung pecel lele,” ungkap Kiyat, sapaan akrab Wakiyat, akhir pekan lalu.

Banyaknya pesaing warung pecel lele, lanjut Kiyat, berpengaruh pada omset penjualan pecel lele di tempatnya. Sekali buka, lele mentah yang dibutuhkan tak lebih dari 10 kilogram.

Kenyataan tersebut tak lantas membuat Kiyat dan istrinya putus asa. Keduanya sepakat selain pecel lele, warungnya juga menyediakan tiga jenis soto, yaitu soto Betawi, Lamongan dan Sokaraja.

Baca Juga: Wisata kuliner, makan di Mangkujo Magelang serasa bangsawan, usai berkuda dan panahan, santap ayam bakar

Menurut Dwi Kuswanti, masakan tiga jenis soto tersebut sekitar pukul 06.30 WIB sudah disediakan. Jika stoknya masih ada, sore maupun malam hari masih tersedia pula masakan sotonya.

“Sebagai makanan ringannya dan cocok untuk lauk soto, kami menyediakan juga tahu bacem, bakwan, mendoan dan tahu susur,” ungkap Dwi.

Lalu dipilihnya tiga jenis soto tersebut, ungkap Dwi, antara lain agar berbeda dengan warung soto di sekitar tempat tersebut, khususnya di kawasan Jalan Bibis.

Baca Juga: Ikan pindang bantu hindarkan anemia hingga stroke, berikut ini contoh membuat masakannya

Selain itu, bagi penggemar masakan berkuah jenis soto akan ada tiga pilihan sekali datang ke warung soto. Ia sendiri pernah membeli tiga jenis soto tersebut di sejumlah setempat.

Selanjutnya secara otodidak belajar ataupun praktik memasak ketiga jenis soto tersebut. Cara belajar pun cukup beragam, termasuk di media internet.

“Masing-masing jenis soto, baik Betawi, Lamongan maupun Sokaraja mempunyai kekhasan tersendiri. Menurut saya tetap cocok dengan lidah penggemar soto di Yogyakarta dan sekitarnya,” urai Dwi.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmerapi.com

Komentar