paradapos.com – Puasa Sunnah yang dilakukan pada bulan Sya'ban, dimana bulan tersebut muncul ( شَعَبَ ) di antara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Rasulullah SAW, terkadang menunda puasa sunnah di bulan-bulan lain hingga beliau mengumpulkannya pada bulan Sya’ban.
Bulan Sya’ban yang merupakan bulan tempat manusia lalai diarena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan.
Baca Juga: Mengenang Harimau Bali, Fauna Endemik Pulau Dewata yang Sudah Punah
Diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang mengatakan Rasulullah SAW Sering Berpuasa di Bulan Sya’ban;
لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.”
Dan Aisyah Radhiyallahu anhuma melanjutkan,
…وَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِـيْ شَعْبَانَ.
“Aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan, kecuali Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan-bulan yang lain melainkan pada bulan Sya’ban.”
Baca Juga: Dibangun dengan Dana CSR Bank Nagari, Tagline Masjid Agung Nurul Iman Diresmikan
Namun perlu diperhatikan bahwa adanya larangan berpuasa di pertengahan bulan Sya’ban, seperti disebutkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُوْمُوْا.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
Olahraga Rutin: Kunci Mencegah Penyakit Kronis
Mental Health Check! Tips Self-Care Biar Tetap Waras di Dunia yang Ribet
Fast Food vs Fit Life: Cara Makan Enak Tanpa Guilt Trip
Glow Up Tanpa Stress: Rahasia Kulit Sehat dari Dalam