Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO

- Selasa, 15 April 2025 | 00:50 WIB
Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO


PARADAPOS.COM - Pemerintah Rusia mengatakan serangan rudalnya di kota Sumy, Ukraina, pada hari Minggu, menargetkan personel militer senior Kyiv dan NATO, di mana 60 komandan senior tewas.

Pernyataan tersebut muncul setelah Moskow dikecam banyak pihak atas serangan rudal tersebut, yang menurut Ukraina menewaskan 34 orang, termasuk anak-anak. Para pemimpin Eropa menyebutnya sebagai kejahatan perang Rusia.

Para pejabat Ukraina mengatakan dua rudal balistik pada Minggu pagi menghantam jantung Sumy, sebuah kota sekitar 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan Ukraina dengan Rusia, menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai 119 orang. Menurut mereka, itu adalah serangan skala besar kedua yang merenggut nyawa warga sipil di Ukraina hanya dalam waktu seminggu.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan dua rudal Iskander-M telah menghantam lokasi para perwira militer Kyiv dan sekutu Baratnya, menewaskan sedikitnya 60 komandan senior.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyampaikan hal senada.

“Kami memiliki fakta tentang siapa yang berada di fasilitas yang diserang di Sumy. Itu adalah pertemuan lain antara para pemimpin militer Ukraina dengan rekan-rekan Barat mereka, yang menyamar sebagai tentara bayaran atau saya tidak tahu siapa,” kata Lavrov kepada Interfax, yang dilansir Selasa (15/4/2025).

“Ada prajurit NATO di sana dan mereka bertanggung jawab langsung,” imbuh diplomat top Moskow tersebut.

“Semua orang tahu ini,” imbuh dia, merujuk pada laporan New York Times bulan lalu yang merinci keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan Ukraina terhadap Rusia sejak eskalasi konflik pada tahun 2022.

Sebaliknya, kata Lavrov, Kyiv secara rutin telah melanggar hukum internasional dengan menempatkan persenjataan di dalam atau di dekat infrastruktur sipil.

”Hukum humaniter internasional secara tegas melarang pengerahan fasilitas dan senjata militer di wilayah fasilitas sipil,” kata Lavrov.

"Sejak tahap awal konflik, ada ‘sejuta’ contoh pengerahan artileri dan sistem pertahanan udara [Kyiv] di blok-blok kota dekat taman kanak-kanak,” paparnya.

“Berapa banyak video yang telah diunggah di Internet, ketika wanita Ukraina berteriak agar militer menjauh dari toko dan taman bermain. Namun, praktik ini terus berlanjut,” kata Lavrov.

Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Kyiv secara sistematis menggunakan penduduk sipilnya “sebagai tameng manusia".

Beberapa pejabat Ukraina mengkritik lokasi yang dipilih untuk pertemuan militer yang jadi target serangan rudal Rusia tersebut.

Artem Semenikhin, wali kota Konotop, Sumy, menyalahkan kepala administrasi militer Wilayah Sumy karena menyelenggarakan konferensi di daerah sipil yang sangat dekat dengan garis depan.

Sumy terletak sekitar 25 kilometer (15 mil) dari perbatasan Rusia dan Wilayah Kursk di dekatnya, daerah tempat pertempuran sengit terjadi.

Sumber: sindonews

Komentar