PARADAPOS.COM - Sumber medis Palestina mengatakan bahwa serangan brutal Israel sejak Selasa pagi ke Jalur Gaza telah membunuh sedikitnya 308. Patut dicatat bahwa serangan keji itu dilakukan setelah lebih dua pekan Israel memutus bantuan apapun ke Gaza serta memutus aliran listrik.
Sejauh ini, jumlah syuhada sejauh ini termasuk 154 orang di wilayah utara. Kantor Media Pemerintah Gaza telah merilis pernyataan baru tentang gelombang serangan mematikan terbaru Israel di Gaza. Mereka melaporkan bahwa sebagian besar korban adalah wanita, anak-anak, dan orang tua, dengan beberapa "seluruh keluarga" tewas.
"Pembantaian brutal yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel ini menegaskan kembali bahwa pendudukan ini hanya mengerti bahasa pembunuhan, penghancuran, dan genosida," kata kantor media tersebut dilansir Aljazirah.
Serangan itu terjadi setelah Israel memblokade bantuan ke Jalur Gaza sejak 17 hari lalu. Sehari sebelum Israel melancarkan serangan pada Selasa, pemerintahan di Gaza melansir bahwa wilayah itu menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Dalam pernyataan pers, kantor media mengatakan blokade Israel "telah menyebabkan kemerosotan situasi kemanusiaan yang dahsyat di Jalur Gaza," dengan 80 persen penduduk kehilangan akses ke sumber makanan karena penangguhan masuknya bantuan.
Krisis tersebut telah memaksa 25 persen toko roti tutup di tengah kekurangan bahan bakar yang parah, dengan lebih banyak penutupan diantisipasi dalam beberapa hari mendatang. Kekurangan bahan bakar juga telah mengganggu pengoperasian sumur dan pabrik desalinasi, menyebabkan 90 persen penduduk Gaza tidak memiliki akses berkelanjutan ke air minum bersih.
Sektor kesehatan juga berada di ambang kehancuran, dengan kekurangan pasokan yang parah memperburuk penderitaan sekitar 150.000 orang yang sakit dan terluka. Kasus kekurangan gizi dan anemia meningkat, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua, pernyataan tersebut mencatat.
Israel melanggar sejumlah poin kesepakatan gencatan senjata dengan blokade tersebut. Mereka menghalangi bantuan kemanusiaan yang sudah disepakati, serta menolak memasuki fase kedua gencatan senjata yang sedianya mewajibkan pasukan Israel keluar dari Gaza.
Kantor media Gaza meyakini bahwa tindakan Israel itu merupakan "taktik perang untuk mematahkan keinginan rakyat Palestina". Meskipun demikian, rakyat Gaza "tidak akan terintimidasi oleh kejahatan ini dan akan melanjutkan keteguhan dan perjuangan yang sah sampai pendudukan Israel disingkirkan dari tanah kami", katanya.
Kantor media tersebut meminta masyarakat internasional, termasuk PBB, kelompok hak asasi manusia, dan organisasi bantuan, untuk segera mengambil tindakan untuk menentang "kejahatan" Israel dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel. "Dunia tidak bisa terus berdiam diri," katanya.
Aljazirah melansir pada Selasa siang, lebih banyak jenazah ditemukan dari bawah reruntuhan di Kota Gaza dan dipindahkan ke Rumah Sakit Arab al-Ahli. Namun, masih ada orang yang hilang, tidak dapat diidentifikasi, dan orang-orang masih mencari anggota keluarga mereka.
Serangan udara terkoordinasi Israel menargetkan bangunan tempat tinggal, sekolah, dan fasilitas umum yang telah berubah menjadi pusat evakuasi.
Jangan lupa bahwa banyak warga Palestina masih tinggal di pusat evakuasi karena rumah mereka hancur atau berada di wilayah yang masih diduduki militer Israel. Jadi, sekali lagi, kita melihat pusat evakuasi ini berubah menjadi perangkap kematian.
Intensitas pengeboman di Kota Gaza bagian barat begitu dahsyat sehingga banyak orang yang tewas terlempar keluar dari gedung mereka – daging mereka dikumpulkan dari jalan-jalan dan halaman rumah-rumah lainnya.
Serangan Israel mengejutkan dan mengagetkan warga di Jalur Gaza. Sebagian besar warga sebenarnya sedang tidur dan terbangun karena suara pemboman besar-besaran.
Gencatan senjata ini sangat rapuh, dengan sedikitnya 150 warga Palestina syahid selama dua bulan terakhir. Namun, warga Palestina tetap tidak menyangka hal ini. Sekarang bulan Ramadan, dan semua orang berpuasa. Harapannya, warga setidaknya akan menghabiskan hari-hari terakhir Ramadan tanpa serangan udara.
Banyak orang hilang dan terjebak di bawah reruntuhan. Sementara itu, Aljazirah telah menerima informasi bahwa otoritas Israel membatasi semua evakuasi medis warga Palestina yang biasa dilakukan setiap hari melalui penyeberangan Rafah. Warga Palestina putus asa, dan orang tua ketakutan
Sumber: republika
Artikel Terkait
NGERI! 554 WNI Disiksa Selama Disandera Mafia Online Scam di Myanmar: Diancam Organ Tubuhnya Diambil
Dicegat Pesawat Top Gun Maverick Iran, Drone AS Ngacir Balik Kanan
Breaking News: Israel Bombardir Gaza Lagi Tewaskan 170 Orang
Mengejutkan, Mantan Panglima IDF Puji Hamas: Mereka Bikin Tentara Zionis Terhipnotis