Israel Serang dan Bakar Masjid di Tepi Barat, Halangi Warga Shalat

- Jumat, 07 Maret 2025 | 23:30 WIB
Israel Serang dan Bakar Masjid di Tepi Barat, Halangi Warga Shalat


PARADAPOS.COM -
Tentara penjajah Israel meningkatkan penyerangan dan pembakaran terhadap masjid-masjid di Tepi Barat sepanjang Ramadhan kali ini. Serangan brutal belakangan disebut yang paling parah sejak pengusiran besar-besaran warga Palestina pada 1948.

Berbarengan dengan shalat Jumat perdana Ramadhan tahun ini, tentara Israel membakar Masjid Al-Nasr di Nablus dan menghalangi pemadam kebakaran mendekati bangunan bersejarah itu. Kebakaran yang dilakukan oleh tentara Israel menghancurkan seluruh ruangan imam dan merusak dinding serta karpet masjid, kata warga kepada kantor berita WAFA. Masjid Al-Nasr adalah salah satu situs bersejarah paling penting di Nablus, awalnya dibangun sebagai gereja era Romawi sebelum diubah menjadi masjid pada 1187.

Kementerian Agama Palestina mengutuk serangan Israel terhadap masjid Kota Tua di Nablus. “Pasukan Israel menyerbu Masjid Al-Nasr di Bab al-Saha di Kota Tua saat fajar hari ini, membakarnya, dan mencegah petugas pemadam kebakaran kota Nablus memadamkan api, sehingga menyebabkan kerusakan parah,” kata sebuah pernyataan.

“Pasukan Israel menyerbu beberapa masjid di Kota Tua tanpa peringatan, menodai interiornya.” Direktur Wakaf Nablus Nasser al-Salman mengecam “serangan brutal Israel” terhadap masjid-masjid di Nablus.

“Tindakan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya sejak Nakba tahun 1948, dan tindakan tersebut mencerminkan ketidakpedulian Israel terhadap norma-norma agama, moral, dan internasional yang menjamin hak untuk beribadah dan mengakses tempat-tempat suci.”

WAFA, melaporkan pasukan Israel juga menggerebek beberapa masjid di Kota Tua Nablus dan mencegah pelaksanaan shalat Jumat. Mengutip sumber-sumber keamanan Palestina dan penduduk, dikatakan tiga warga Palestina ditahan selama operasi tersebut. Kendaraan militer Israel menyerbu beberapa lingkungan di kota tersebut dan menembakkan peluru tajam, granat kejut, dan tabung gas air mata, kata laporan itu.

Kementerian Luar Negeri Palestina telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk penyerbuan delapan masjid di kota Nablus di Tepi Barat bagian utara. “Kementerian menyerukan intervensi internasional yang nyata untuk melindungi rakyat kami, tanah mereka, properti dan tempat-tempat suci,” katanya.

Kementerian itu juga mendesak komunitas internasional untuk melakukan intervensi guna “memungkinkan rakyat kami dengan bebas memasuki Yerusalem dan melakukan shalat di sana”.

Seruan tersebut juga muncul ketika Israel membatasi akses ke Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam, pada Jumat pertama Ramadhan. Kementerian juga mengatakan Israel menyerbu delapan masjid di Nablus di Tepi Barat yang diduduki, “merusak dan merusaknya”.

Agresi Israel terhadap situs keagamaan Muslim di Tepi Barat yang diduduki adalah bagian dari “perang agama… terhadap rakyat dan tanah kami”, menurut kelompok Hamas. Mereka mengecam serangan terhadap masjid-masjid di Nablus dan Hebron, menambahkan ruangan-ruangan dibakar dan jamaah dilarang melakukan shalat subuh.

“Agresi pendudukan terhadap masjid-masjid di Tepi Barat pada bulan Ramadhan adalah sebuah desakan untuk melakukan perang agama dan masyarakat kami tidak akan tinggal diam atas penodaan terhadap kesucian mereka,” kata Hamas melalui Telegram.

Mereka juga mengutuk pemukim Israel yang menyerbu Masjid Al-Aqsa dan upaya mereka untuk mengambil alih Masjid Ibrahimi di Hebron. Tindakan Israel tersebut menjadi “preseden berbahaya, yang mengharuskan dilakukannya segala upaya untuk tidak mengulangi hal yang sama, dan menjadi penghalang yang tidak dapat ditembus terhadap kebijakan dan ambisi pendudukan”, katanya.

Pejabat Hamas Haroun Nasser al-Din telah meminta warga Palestina di wilayah pendudukan untuk “memobilisasi dan bersatu” untuk melindungi Masjid Ibrahimi di kota tua Hebron.

Kantor berita Palestina Wafa, mengutip Kementerian Awqaf dan Agama Palestina, melaporkan bahwa pihak berwenang Israel menolak menyerahkan bagian-bagian Masjid Ibrahimi, seperti yang biasa dilakukan pada hari Jumat selama Ramadhan, dan menyebut langkah tersebut sebagai langkah yang “berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya”.

Al-Din mengatakan penolakan Israel untuk membuka Masjid Ibrahimi dan menyerahkannya kepada otoritas Palestina selama Ramadhan adalah bagian dari rencana untuk mengendalikannya sepenuhnya.

“Langkah-langkah Israel yang terus-menerus dan meningkat merupakan serangan terang-terangan terhadap status Masjid Ibrahimi, dan pelanggaran terang-terangan dan berbahaya dalam serangkaian serangan yang sedang berlangsung terhadap tempat-tempat suci Islam”, tambahnya.

Sumber: republika

Komentar