PARADAPOS.COM - Sebanyak 369 tahanan keamanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel dengan imbalan sandera Sagui Dekel Chen, Alexander Sasha Troufanov, dan Iair Horn pada Sabtu. Pembebasan ini masuk dalam gelombang keenam dari fase pertama kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas.
Di antara 369 orang tersebut terdapat tokoh pejuang Palestina dan menjalani hukuman seumur hidup. Secara keseluruhan, 36 tahanan yang dibebaskan menjalani hukuman seumur hidup. Demikian menurut radio militer Israel.
Semua tahanan diberi dan dipaksa mengenakan kaus oleh Dinas Penjara Israel (IPS) yang bertuliskan pesan dalam bahasa Arab, "Kami tidak akan melupakan atau memaafkan," ditambah simbol Bintang Daud.
Seorang sumber yang terlibat dalam masalah ini mengkritik IPS karena meminta mereka mengenakan kaus tersebut. Eselon politik disebut tidak diberitahu tentang keputusan tersebut.
Sumber tersebut mengatakan bahwa mendandani narapidana dengan kaus tersebut bermasalah, karena Israel mencoba mengeksploitasi cara Hamas menangani pembebasan sandera.
"Setelah foto-foto tersebut disebarkan, IPS mengatakan bahwa keputusan tersebut dibuat oleh Komisaris IPS Kobi Yaakovi," KAN melaporkan dilansir Jerusalem Post.
Hamas mengutuk keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa pesan-pesan tersebut adalah 'slogan-slogan rasis di punggung tahanan heroik Palestina'.
Hamas menyebut Israel telah memperlakukan mereka dengan kekejaman dan kekerasan. Israel dinilai telah melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan norma-norma kemanusiaan dalam memperlakukan tahanan musuh.
Siapa saja yang dibebaskan?
Salah satu tahanan adalah Ahmed Barghouti, ajudan dekat dan sepupu terpidana Marwan Barghouti. Ia dijatuhi hukuman 13 hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah terlibat langsung dalam serangkaian serangan yang menewaskan 12 warga Israel.
Pejuang lain yang akan dibebaskan adalah Fatah Mazen al-Qadi, yang dihukum karena membantu melakukan serangan teror di restoran pasar makanan laut di Tel Aviv pada tahun 2002 yang menewaskan 3 warga Israel.
Ia menjalani tiga hukuman seumur hidup dan 20 tahun penjara atas perannya dalam serangan tersebut. Ia juga dituding Israel memiliki hubungan dengan lima sipir penjara wanita wajib militer di Penjara Ramon pada 2023.
Pejuang Fatah lain yang dipenjara selama Intifada Kedua yang akan dibebaskan adalah Mantzur Sharim. Berasal dari Tulkarm, ia bertanggung jawab atas serangkaian serangan yang menewaskan banyak warga Israel, termasuk penembakan massal di gedung perjamuan di Hadera yang menewaskan 6 warga Israel dan melukai 26 orang.
Ia juga dituduh bertanggung jawab atas pembunuhan seorang tentara dan seorang warga sipil pada tahun 2001. Ia dijatuhi hukuman 14 hukuman seumur hidup dan tambahan 50 tahun penjara.
Selain anggota Fatah, pejuang Hamas juga termasuk di antara 369 orang yang akan dibebaskan, termasuk Nael Obeid, yang terlibat dalam pengeboman di Cafe Hillel di Yerusalem pada 2003, yang menewaskan tujuh warga Israel dan melukai 57 orang.
Kemudian Muhammad Mezlah, yang terlibat dalam hukuman gantung massal di Ramallah tahun 2000 yang menewaskan dua tentara cadangan IDF.
Selanjutnya ada pejabat senior dari Brigade Syuhada Al-Aqsa, termasuk Ahmed Abu Hader, Muhammad Naifa, dan Wadah al-Bazara. Hader merencanakan serangan di Pusat Medis Sheba dan dijatuhi 11 hukuman seumur hidup dan tambahan 50 tahun penjara.
Komandan Brigade Al-Aqsa Abd al-Karim Awis dan Amjad Takatka, juga akan dibebaskan. Keduanya dipenjara karena terkait dengan serangan di pasar Mahane Yehuda di Yerusalem pada 2002. Enam warga sipil dilaporkan terbunuh.
Sumber: republika
Artikel Terkait
Kedatangan Cristiano Ronaldo ke Indonesia Masih Misteri, Media Arab Saudi Ikut Heran
Kemarin Ngadu ke Ayahnya yang Mantan Presiden, Wapres Filipina Kini Mohon MA Batalkan Pemakzulannya
Vatikan: Paus Menderita Pneumonia Ganda, Mempersulit Pengobatannya
Pria AS Tembak Dua Warga Israel yang Dikira Palestina