paradapos.com - Akhir-akhir ini, ADHD menjadi perbincangan hangat di masyarakat Indonesia setelah Fujianti Utami Putri atau yang lebih dikenal dengan nama Fuji mengungkapkan bahwa dirinya mengidap gangguan mental ini.
Selebriti yang dikenal dengan kepribadiannya yang ceria dan energik,nyatanya tengah mengidap ADHD, atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
ADHD yang dialami Fuji merupakan gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan masalah konsentrasi, hiperaktif, dan impulsif.
"Aku kan dulu suka banget ya minum cokelat, habis minum coklat terus aku aktif malemnya enggak bisa tidur, terus energinya tuh habis banget. Ternyata ADHD itu nggak boleh konsumsi gula berlebih, karena itu bisa menyebabkan sugar rush dan bikin aku makin hiperaktif," tutur Fuji.
Baca Juga: UNHCR Mendeteksi Serangan Massal Mahasiswa Terhadap Pengungsi Rohingya Akibat Kampanye Kebencian
ADHD juga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari para penderitanya, baik di sekolah, di tempat kerja, maupun di lingkungan sosial.
ADHD sendiri merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya sulit untuk memusatkan perhatian.
Penderita gangguan mental ADHD mungkin juga memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.
Mereka juga mengalami kesulitan untuk duduk diam dan cenderung melupakan apa yang mereka lakukan.
Penyebab ADHD juga belum diketahui secara pasti, tetapi diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Faktor genetik juga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan mental ADHD.
Gejala ADHD memiliki tiga kategori, yaitu gangguan konsentrasi berupa kesulitan untuk tetap fokus, mudah mengalihkan perhatian dan sering lupa.
Hiperaktif seperti bergerak terus-menerus, sulit untuk duduk diam serta berbicara terus-menerus.
Impulsif seperti berbicara maupun bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
Baca Juga: Caleg DPRD Provinsi Partai Gelora Kritisi Secawan Depok 'Kenapa Harus Warna Orange Mirip PKS?
Gejala ADHD juga terjadi pada anak, gejala ADHD pada anak biasanya muncul pada usia dini, yaitu sebelum usia 12 tahun.
Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi perkembangan anak di sekolah, di rumah, dan dalam hubungan sosialnya.
Gejala ADHD pada orang dewasa juga mirip dengan gejala pada anak, namun biasanya tidak sejelas dan seintensif pada anak.
Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi kehidupan orang dewasa dalam berbagai aspek, termasuk pekerjaan, hubungan sosial, dan kehidupan pribadi.
Penjelasan ADHD tersebut sama dengan yang di alami Fuji, Ia pernah mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis menderita ADHD saat masih kecil.
Fuji mengaku bahwa dirinya sering kesulitan untuk berkonsentrasi, terutama saat belajar. Fuji juga sering merasa cemas dan gelisah.
“Gue itu nggak bisa fokus, kayak budeg, kadang nggak fokus, hiperaktif juga, nyeruduk sana-sini nabrak sana-sini,” jelas Fuji.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: nolmeter.com
Artikel Terkait
My Happy Ending Episode 12 Sub Indo Streaming Malam Ini, Ambisi Jae Won yang Membara
Huang Weijin Kehilangan Pekerjaan Usai Lontarkan Komentar yang Diduga Tak Pantas Kepada LE SSERAFIM
Diduga Segera Tamat, Alisia Rininta Pemeran Utama Takdir Cinta yang Kupilih Akan Melepaskan Peran Sebagai Novia
Rayakan Seollal, Jessi Ungkap Ingin Terjun ke Dunia Bisnis dan Akting