Tak Lagi Bagi-Bagi Sayuran, Peringati 22 Tahun Ruwat Rawat Borobudur Hibahkan Ribuan Buku

- Minggu, 21 Januari 2024 | 15:40 WIB
Tak Lagi Bagi-Bagi Sayuran, Peringati 22 Tahun Ruwat Rawat Borobudur Hibahkan Ribuan Buku

paradapos.com - Ruwat Rawat Borobudur kembali digelar tahun ini oleh Komunitas Brayat Panangkaran Kabupaten Magelang.

Gelaran ke-22 tahun tersebut akan dikemas unik hingga rentang April 2024 mendatang.

Penanggung Jawab Acara Ruwat Rawat Borobudur, Eri Kusumawardhani mengatakan, ada sedikit perbedaan dari kegiata Ruwat Rawat Borobudur di tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Film Biopik Michael Jackson Akhirnya Temukan MJ Muda Bernama Julio Krue Valdi, Ini Profilnya

Tahun ini tidak ada pembagian sayuran bagi masyarakat, melainkan digantikan dengan pembagian buku-buku.

"Selain menghibahkan buku, juga terdapat acara Bhakti Aksara (bedah buku), pendampingan Tradisi, Jelajah Pustaka Tilik Sedhulur Sonjo kampus, Bhakti Budaya, Kongres Borobudur, dan Festival Kesenian Rakyat," kata Eri, Sabtu 20 Januari 2024.

Ia menambahkan, semua buku akan diserahkan ke perpustakaan kabupaten dan juga kepada 64 komunitas di luar Magelang.

Baca Juga: Di Malaysia BYD Seal Dijual 220 Ringgit atau Rp728 Juta, untuk Indonesia Bakal Dibanderol Berapa Ya Kira-Kira?

Selain bertujuan mengedukasi dan menghibur masyarakat, acara 22 tahun Ruwat Rawat Borobudur juga mengangkat kembali nilai tradisi yang sempat hilang, yaitu ritual sedekah Kedung Winong dan umbul donga.

"Tujuan pembagian buku-buku tersebut untuk meningkatkan literasi pelestatian nilai spiritialias Borobudur dan meningkatkan daya baca masyarakat," katanya.

Sementara itu penulis sekakigus budayawan Komunitas Brayat Panangkaran Borobudur, Sucoro menuturkan peluncuran buku berjudul "Pustaka Aksara Borobudur" itu merupakan buku ke-8 dari perjalanan Ruwat Rawat Borobudur.

Baca Juga: Akhirnya Pecah Telur, BMW Mencatatkan Rekor Penjualan Tertinggi Selama 22 Tahun di Indonesia

Selain hasil perenungan buku tersebut juga menjadi catatan sejarah perjalanan budaya, wisata dan sosial masyarakat  di kawasan Candi Borobudur.

"Buku itu menelisik kebermanfaatan Warisan Budaya Dunia Borobudur dalam Kehidupan Masyarakat yang Selaras dengan Nilai Spiritualitas Borobudur," kata Sucoro.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: senangsenang.id

Komentar