Surialisme Komtemplatif ala Pelukis Susilo Budi Purwanto, Metafora Manusia yang Merawat Pikiran dan Jiwa Raganya

- Sabtu, 06 Januari 2024 | 18:00 WIB
Surialisme Komtemplatif ala Pelukis Susilo Budi Purwanto, Metafora Manusia yang Merawat Pikiran dan Jiwa Raganya

paradapos.com - Nama lengkapnya Susilo Budi Purwanto. Pelukis kelahiran Magelang tahun 1966 yang sekarang menetap di Sidoarum Kapanewon Gamping Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Susilo, demikian akrab disapa, adalah pelukis berpendidikan formal pada jurusan seni lukis di FSRD ISI Yogyakarta, angkatan tahun 1985.

Berkat kerjasama antara komunitas seni budaya Kampoeng Semar dan Balai Budaya, karya-karya Susilo Budi Purwanto bisa dihadirkan di Balai Budaya Jakarta sebagai pameran tunggalnya yang kedua setelah pameran perdananya di Bentara Budaya Yogyakarta.

Baca Juga: Sinopsis Trinil Kembalikan Tubuhku! Berawal dari Tindihan, Hantu Kepala Tanpa Badan itu Terus Meneror: Trinil, Balekno Gembungku

Pamerannya sendiri sidah digelar pada 29 Desember 2023 sampai 5 Januari 2024 kemarin.

Puluhan karya berukuran sedang dan kecil menghiasi dinding-dinding Balai Budaya Jakarta dengan konsep dan imajinasi visual yang cukup menarik.

Teknis melukis realis dengan cat minyak, sangat menunjang untuk menuju 'Sur'-realis-nya alias realis yang dilebih-lebihkan hingga punya makna dalam karya tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Film Single in Seoul, Buat Kamu yang Lebih Memilih Tetap Sendiri Ketimbang Menjalin Hubungan Asmara

Surealisme kontemplatif yang bermakna

Di Indonesia, pelukis yang beraliran surealisme hampir bisa dihitung dengan jari sebelah tangan, misalnya Amang Rahman, Lucia Hartini, Ivan Sagita.

Karya-karya surealisme Susilo Budi yang hadir di Balai Budaya, tampil dengan dua tema.

Pertama tema tentang wayang, di mana dalam cerita pewayangan selalu ada 'pakem' yang sudah ada sejak dulu hingga sekarang, namun secara visual, di tangan seorang Susilo Budi menjadi sebuah tema ekspresi melukis yang 'tidak pakem', artinya Susilo tetap merasa bebas dalam memvisualkannya sesuai imajinasi dan fantasinya yang kaya.

Baca Juga: 7 Weton yang Rezekinya Bersinar Sepanjang Tahun 2024 Menurut Primbon Jawa

Memang beberapa karya yang bertemakan wayang, ada menghiasi pada sebuah buku karya Romo Sindunata yang berjudul 'Anak Bajang Mengayun Bulan'.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: senangsenang.id

Komentar