paradapos.com – Inilah kota dengan biaya hidup tinggi mencapai Rp14 juta selain Jakarta, daerahmu atau bukan?
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH 2022) di beberapa wilayah pada 12 Desember 2023.
Data SBH 2022 diambil dari penelitian kepada 240.000 rumah tangga di 90 kota cakupan SBH 2018 dan 60 kabupaten tambahan, tak terkecuali DKI Jakarta.
Menurut BPS, SBH 2022 dinilai mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya karena munculnya kebutuhan baru seperti masker, water heater, hingga penangkap siaran televisi.
Baca Juga: Kunci Jawaban Informatika Kelas 11 SMA Halaman 138 Sejarah Komputer Kurikulum Merdeka Belajar
Dikutip dari kanal YouTube BPS Statistics, BPS mengumumkan bahwa biaya tertinggi di Indonesia diraih oleh DKI Jakarta dengan nominal Rp14.884.110,27.
Angka ini terbilang fantastis karena jauh melampaui besaran UMP dan UMK kota-kota DKI Jakarta di tahun 2024 mendatang.
Namun, ternyata tak hanya Jakarta yang berada di posisi tersebut melainkan ada satu kota di Pulau Jawa yang memiliki biaya hidup mencapai Rp14 juta.
Besaran SBH 2022 di kota ini tidak sebanding dengan nominal UMK 2024 yang tercatat hanya sebesar Rp5.343.430 per bulannya.
Baca Juga: Turun Rp3 Juta! Segini Update Harga iPhone 14 Pro Max Desember 2023
Agar nominal tersebut setara, pekerja atau buruh di kota ini perlu "tombok" atau menambah dana di luar UMK 2024 yang besarannya pun cukup tinggi guna memenuhi biaya hidup.
Apabila dihitung secara kasar, dana tambahan (dana tombok) yang perlu dimiliki buruh kota ini totalnya sekitar 2 kali lipat UMK Kabupaten Bogor atau sekitar Rp9.000.000.
Lantas, kota apakah yang dimaksud?
Selain Jakarta, kota yang tercatat memiliki biaya hidup tinggi adalah Kota Bekasi dengan hasil SBH 2022 sebesar Rp14.335.418,26.
Artikel asli: lampungnesia.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi