DENPASAR, POSBALI – Berinvestasi di sektor pariwisata di Bali memang sangat menjanjikan. Potensi itu tidak terlepas dari jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang terus bertambah berlibur ke Pulau Seribu Pura ini.
Hal itu juga memicu para investor untuk melakukan investasi di sektor pariwisata. Karena, sangat menjanjikan, dan diyakini akan terus berkembang. Apalagi pascapandemi, kunjungan wisatawan khususnya mancanegara terus mengalami peningkatan.
Buktinya, target kunjungan wisatawan mancanegara yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bali sebanyak 4,5 juta ke Bali di tahun 2023 ini, kini sudah terlampaui.
Baca Juga: Dwikora Pengurus Pusat, Ini Dia Plt Ketua PWI Bali
Namun, selain berinvestasi di sektor pariwisata, ternyata ada tiga peluang investasi di Bali yang tidak banyak dilirik, namun menjanjikan memiliki peluang besar dan pastinya bakal menghasilkan cuan.
“Tiga peluang investasi itu yakni energy, pangan, dan air bersih,” kata Kepala Bidang Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa (Iwakterbang) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali, I Komang Kusumaedi (IKK) di Denpasar, Minggu (24/12).
Untuk investasi energy, kata dia dengan memanfaatkan potensi yang ada. Salah satunya memanfaatkan sampah yang menjadi momok pariwisata, diolah menjadi pupuk organik hingga sumber energy listrik.
“Bali saat ini tengah melakukan percepatan kendaraan listrik. Nah sampah inilah menjadi sumber energy untuk pengisian baterai kendaraan itu,” ungkap Koordinator Peduli Yatim Piatu (PYP) Group ini.
Berikutnya terkait investasi pangan, peluang ini kata dia dengan melihat UMKM yang ada, hingga potensi para petani lokal Bali.
“Ubi cilembu itu dijual di Bali, dan itu laris manis. Kenapa kita tidak memanfaatkan hasil pertanian kita, misalnya pisang diolah, umbi-umbian, hingga hasil pertanian lainnya. Itu yang dipasarkan tidak hanya di Bali, tapi juga ke luar negeri dengan memanfaatkan e-commerce yang ada,” tuturnya.
Selanjutnya potensi investasi air bersih. Menurut dia, investasi ini yakni mengolah air laut menjadi air bersih, sehingga mampu mengurangi pemanfaatan air permukaan maupun air bawah tanah.
“Air laut itu tidak akan pernah habis. Nah inilah yang diolah menjadi air bersih untuk memenuhi hotel, restoran, hingga masyarakat,” bebernya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: posbali.net
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi