paradapos.com –– Menghabiskan investasi sebesar Rp7,6 triliun, Kalimantan Barat membangun sebuah smelter alumina pertama yang ada di Indonesia.
Pembangunan smelter alumina yang diklaim jadi pertama di Indonesia ini, mampu menghasilkan produksi smelter hingga 300 ribu ton per tahunnya.
Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang banyak memiliki pembangunan smelter, salah satunya adalah smelter alumina ini.
Pembangunan smelter alumina pertama di Indonesia yang terletak di Kalimantan Barat ini memiliki nama ICA (Indonesia Chemical Alumina).
PT ICA sendiri adalah salah satu anak perusahaan BUMN yang merupakan patungan Antam dan SDK milik perusahaan Jepang.
Dikutip paradapos.com yang dilansir dari laman pt-ica.com, ICA ini merupakan satu-satu nya perusahaan yang ada di Indonesia dengan produksi Chemical Grade Alumina (CGA).
Untuk pembagian saham secara keseluruhannya sudah memiliki porsi masing-masing yang dibagi menjadi 80 persen dan 20 persen.
Namun sejak tahun 2018, keseluruhan saham tersebut menjadi 100 persen milik Antam.
Smelter alumina yang ada di Indonesia ini dibangun di tempat yang strategis dengan jalur transportasi yang baik yakni di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Memiliki kapasitas 300 ribu ton per tahunnya, smelter alumina ini memerlukan umpan bauksit sebesar 1,7 ton.
Dimana nantinya, CGA sebesar 300 ribu ton per tahun ini akan diekspor menjadi dua bagian, yakni 200 ribu ton ke Jepang dan 100 ribu ton ke Indonesia.
Tidak hanya dua negara tersebut, ICA sudah berorientasi ekspor ke negara lain yang ada di dunia seperti Korea Selatan, Thailand, India hingga ke Uni Emirat Arab.
Bukan hanya menjadi satu-satunya di Indonesia, smelter alumina yang berada di Kalimantan Barat ini menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Artikel asli: ayopalembang.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi