paradapos.com: Setelah melakukan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Wilayah Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, kini Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kegiatan serupa di Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, Menko PMK, Menteri Pertanian,Panglima TNI, Anggota DPR RI, DPRD dan DPD, Plt Gubernur Jateng serta Bupati Pekalongan beserta jajarannya merupakan bentuk dukungan atas pentingnya peran penyuluh dan petani dalam peningkatan produktivitas pertanian khususnya produksi padi dan jagung di Provinsi Jawa Tengah untuk kebutuhan Nasional.
Presiden Jokowi mengatakan saat ini Indonesia sedang mengalami krisis pangan, adanya pandemi, perang ukraina antara rusia dan ukraina dan perang di gaza antara israel dan palestina, elnino dan perubahan iklim. Hal ini menyebabkan kelangkaan bahan dasar puluk, peningkatan harga minyak dunia hingga gagal panen.
Baca Juga: BUMN Track Gelar BUMN BBMA ke 11, Diikuti 76 Perusahaan
"Urusan pupuk akan menjadi fokus Kementan. Mentan akan mengkontrol supply pupuk akhir desember 2023 hingga awal Januari 2024. Subsidi pupuk akan kami tambah", ungkap Presiden di hadapan puluhan ribuan petani,penyuluh dan Babinsa di alun-alun Kajen Pekalongan, Rabu (13/12/2023).
Kita ingin meningkatkan produksi pangan Indonesia. "Saya meminta para PPL, Babinsa dampingi para petani dalam menjalankan budidayanya sehingga produksi padi kita meningkat", pesan Jokowi.
Mentan Amran menyebut bahwa Petani dan Penyuluh adalah pahlawan pangan Indonesia. Ia mengaku dulunya pernah menjadi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan kembali menjadi Menteri Pertanian untuk bekerja bersama PPL membantu aktivitas produksi petani di ada lapangan.
“Saya ini dulu PPL, PPL adalah pelayan petani Indonesia, saya kembali (menjadi Menteri Pertanian) untuk anda, kalian semua pahlawan pangan Indonesia, kami terbiasa kerja hingga ke pelosok sampai keujung, kami ingin petani merasakan kehadiran pemerintah," ujar Mentan.
Masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih. 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena hadirnya elnino, tapi saat ini kita bersinergi untuk kembali meraih swasembada dalam waktu dekat.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis pangan, sehingga upaya peningkatan produksi tidak bisa dilakukan melalui langkah - langkah biasa.
Dirinya mengaku, saat ini tengah berupaya meningkatkan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) yang total anggarannya mencapai Rp 260 miliar. Biaya ini diharapkan dapat mendukung kerja penyuluh dilapangan secara lebih maksimal.
"Pertanian itu tidak perlu di perdebatkan tapi harus dikerjakan. Kita hadirkan solusi untuk kemajuan pertanian Indonesia", tutup Amran.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan sekitar 25.000 insan pertanian yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani baik petani millenial termasuk petani hutan, pemilik kios pupuk pertanian. serta Babinsa hadir disini untuk mengikuti kegiatan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani di Provinsi Jateng.
Artikel asli: suarakarya.id
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi