paradapos.com - Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, menyoroti perilaku sejumlah polisi yang diduga tidak netral dalam Pemilu 2024, bahkan sampai melakukan intimidasi terhadap rakyat.
Meskipun mengungkapkan hal tersebut, Megawati menyatakan tidak takut dan siap berurusan dengan polisi, mengingat pengalaman sebelumnya sudah sering dilaporkan ke polisi.
Salah satu kasus yang diungkapnya adalah kasus Aiman Witjaksono yang sedang ditangani kepolisian. Megawati bahkan menyebut bahwa pidatonya hari itu akan dijadikan bahan pelaporan ke polisi. Dia juga mengungkap bahwa pernah dibawa ke polisi tiga kali pada masa pemerintahan Soeharto.
Baca Juga: Yordania dan Korea Selatan Berburu Momen Bersejarah
Selain menyinggung polisi, Megawati juga menyoroti Anggota TNI yang diduga melakukan intimidasi terhadap masyarakat, menyuarakan, "Hei polisi, jangan intimidasi rakyatku, hei tentara, jangan intimidasi rakyatku." Megawati menegaskan bahwa pihak yang melakukan intimidasi adalah pihak yang takut kalah, namun ia optimistis bahwa mereka pasti akan kalah.
Megawati Soekarnoputri membagikan pengalaman dialognya dengan Prananda Prabowo dan Puan Maharani, Ketua DPP PDIP.
Anak-anaknya mengingatkannya untuk bersabar, bahkan sebanyak tiga kali. Dalam percakapan itu, Megawati menyampaikan pemikirannya mengenai penggunaan kekuasaan yang terkesan mengintimidasi.
Baca Juga: Kemlu Cari Informasi Adanya WNI Yang Diduga Curi Data di Korea
Meski awalnya dia diberi nasihat untuk bersabar, Megawati akhirnya menyatakan ketidaksetujuannya terhadap penggunaan kekuasaan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum konstitusi Indonesia, yang menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata hukum. ****
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: setiafakta.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi