BANDUNG,paradapos.com - Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Jawa Barat, Bambang Pramono menyatakan bahwa dengan kinerja investasi yang moncer dan dukungan permintaan domestik yang tetap kuat, termasuk gelaran tahun politik, bakal memberikan kontribusi apik bagi pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut pada Tahun 2024.
Hal itu dikatakan Bambang Pramono di forum Beja (Bewara Jawa Barat) bertajuk "West Java Investment Report 2023 & Economic Outlook 2024" di Bandung, Selasa (30/1/2024).
"Itu seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan tingginya multiplier effect dari tahun politik terhadap perekonomian secara agregat, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2024 diperkirakan tetap tinggi dan berada pada kisaran 4,9 – 5,7 persen (yoy)," tandasnya.
Menurut dia, tantangan global memang masih harus diperhatikan terutama dinamika di AS dan Tiongkok yang masih bergejolak. Kondisi tersebut bisa menjadi potensi sekaligus tantangan terutama dalam menarik investasi. Karena itu, potensi lokal tetap jadi kunci.
Baca Juga: Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN
Jabar sendiri jadi juara investasi di tahun 2023, dengan capaian Rp 210 triliun. Dengan capaian itu, Jabar selama 6 tahun berturut-turut membukukan nilai tertinggi dalam realisasinya.
"Kalau kita lihat global yang melemah ini agak sulit buat kita untuk mempertahankan maka kita harus mengoptimumkan mengoptimalkan sumber-sumber domestik pertumbuhannya," tandasnya.
Dalam pengamatannya, faktor domestik itu saat ini bisa diandalkan dengan mengacu kepada kondisi indeks dari konsumen dan juga Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, hingga ketahanan inflasi saat ini.
Baca Juga: KAI Himbau Agar Masyarakat Tidak Melakukan Aktifitas Di Jalur REL KA
"Motornya masih sama permintaan domestik karena memang ini menjadi andalan kita," katanya.
Karena itu, untuk investasi, Jawa Barat diharapkan tetap mampu menjaga iklim kondusif yang selama ini menjadi daya tarik. Di antaranya efisiensi dan daya saing yang menjadi item penting para investor dalam menjatuhkan pilihannya.
"Yang juga menjadi pengamatan para investor adalah bagaimana kita menatap perekonomian, apakah membuat mereka lebih efisien, lebih mudah termasuk perizinan, dan kegiatannya itu juga melalui digitalisasi," jelasnya.
"Salah satu pertimbangan para investor juga, masuk, return-nya bagus, stabilitasnya aman ternyata kita efisien nah itu membuat mereka masuk," imbuh Bambang Pramono.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi