Pendapatan Harita Nickel Tembus Rp17,29 Triliun, Smelter Nikel HPAL Kedua di Obi Maluku Utara Bakal Masifkan Produksi 2024 hingga 120.000 Ton

- Minggu, 28 Januari 2024 | 09:00 WIB
Pendapatan Harita Nickel Tembus Rp17,29 Triliun, Smelter Nikel HPAL Kedua di Obi Maluku Utara Bakal Masifkan Produksi 2024 hingga 120.000 Ton


paradapos.com - Harita Nickel menjadi salah satu perusahaan pertambangan yang tengah menyaksikan kegemilangan cuan usai smelter nikel melesatkan value produknya.

Pendapatan emiten berkode NCKL ini langsung tumbuh 135 persen usai dua smelter nikel garapannya telah beroperasi di kawasan industri terintegrasi Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Berdasarkan catatan pelaporan keuangan perusahaan per kuartal III tahun 2023 di IDX, perusahaan ini berhasil raup pendapatan hingga Rp17,29 triliun.

Baca Juga: Digugat 7.448 M2, Tanah Bandara di Gorontalo Ini Kena Sengketa Setelah 8 Tahun Diresmikan

Pencapaiannya melesat jauh karena di tahun sebelumnya, perusahaan hanya meraih cuan sebesar Rp7,35 triliun.

Lebih merinci lagi, sektor usaha yang paling bergairah bukan dari pertambangannya, melainkan pada segmen pengolahan nikelnya.

Apabila menilik segmen operasi pengolahan nikel pada tahun 2022, Harita Nickel meraup pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp5,5 triliun.

Baca Juga: Digarap Kebut 4 Bulan, Jembatan Gantung di Bandung Barat Ini Melintang 40 Meter di Atas Sungai Cigere, Ternyata Sedot Biaya hingga...

Hanya berjarak setahun pembukuan, cuan dari segmen pengolahan nikel di tahun 2023 menanjak hingga Rp14,86 triliun.

Kenaikan ini ikut didongkrak pula dengan peningkatan hasil produksi tambang yang semula hanya meraih pendapatan sebesar Rp2,92 triliun.

Pada tahun berikutnya, pendapatan sektor penambangan ikut melesar hingga Rp5,49 triliun.

Baca Juga: Netanyahu Tolak Keputusan Mahkamah Internasional, Israel Hampir Bersepakat dengan Hamas Soal Gencatan Senjata Baru

Melesatnya kinerja keuangan kuartal III tahun 2023 ini didukung dengan mulai operasinya produksi smelter nikel di Maluku Utara dengan kapasitas penuh.

Sejauh ini, Harita Nickel diketahui telah membangun dua unit pabrik pemurnian dan pengolahan nikel saprolit dan limonite senilai Rp32,8 triliun.

Fasilitas smelter pertama perseroan telah beroperasi sejak 2016 dan telah menjadi jalur produksi perusahaan sejak lama.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: innalar.com

Komentar