Wamenkominfo Kunjungi Kantor Privy Bahas Identitas Digital dan TTE Tersertifikasi

- Jumat, 26 Januari 2024 | 07:00 WIB
Wamenkominfo Kunjungi Kantor Privy Bahas Identitas Digital dan TTE Tersertifikasi

YOGYAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria berkesempatan melakukan kunjungan kerja ke kantor perusahaan rintisan penyedia identitas digital dan tanda tangan elektronik tersertifikasi, Privy di Yogyakarta, Rabu (24/1).

 Kedatangan Nezar beserta jajarannya diterima langsung oleh CIO Privy, Krishna Chandra. Adapun kunjungan kerja Wamenkominfo untuk meninjau kegiatan manajerial Privy sebagai salah satu Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) yang terdaftar di Kementerian Kominfo RI.

 Dalam kunjungan tersebut, juga dilaksanakan diskusi mengenai pengembangan identitas digital yang aman dan inovatif serta dukungan PSrE terhadap revisi kedua UU ITE Nomor 1 tahun 2024 khususnya pasal 17 ayat 2 yang mengatur tentang transaksi elektronik berisiko tinggi wajib diamankan menggunakan tanda tangan elektronik tersertifikasi.  

“Kedatangan kami mendapat sambutan positif dari pihak Privy. Sebagai salah satu PSrE yang terdaftar di Kemenkominfo, Privy memiliki potensi yang sangat bagus bagi bisnis tanda tangan digital dan identitas digital di Tanah Air. 

Baca Juga: KAI Tanggapi Viral Penumpang Belum Memahami Aturan Bagasi

"Hal ini terkait pula dengan pentingnya menciptakan ekosistem digital yang aman dan nyaman bagi masyarakat untuk bergerak menuju tata kelola yang lebih produktif” ujar Nezar. 

Dalam kesempatan tersebut, Wamenkominfo dan Privy berdiskusi mengenai perkembangan industri identitas digital di Indonesia. Nezar menegaskan kembali pentingnya sinergi antara pemerintah dengan sektor swasta seperti Privy dalam merancang dan membangun industri identitas digital yang aman dan menjamin pelindungan data pengguna.  

Sejalan dengan hal ini, Krishna selaku CIO Privy mengelaborasikan peran sektor publik dan swasta dalam kolaborasi pengembangan identitas digital yang aman dan inovatif.

 “Sektor swasta seperti Privy, sebagai penyedia layanan digital identity berperan mendorong inovasi.  Sementara sektor publik seperti Kominfo memiliki peran sentral dalam meregulasi dan melakukan pengawasan kepada PSrE agar menyediakan layanan yang sesuai dengan standar keamanan dan ketentuan yang berlaku,” lanjut Krishna.

Diskusi tersebut juga membahas revisi kedua UU ITE Nomor 1 Tahun 2024 pasal 17 ayat 2a yang mewajibkan semua transaksi elektronik berisiko tinggi untuk diamankan dengan TTE tersertifikasi. 

Berdasarkan penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa transaksi elektronik yang “berisiko tinggi” antara lain meliputi transaksi keuangan yang tidak dilakukan secara tatap muka dan fisik. 

Baca Juga: Acer Manufacturing Indonesia Terus Dorong Inovasi dan Semakin Fokus Pada Keberlanjutan

Meskipun demikian, Wamenkominfo menegaskan perlunya memperjelas parameter risiko pada transaksi elektronik. “Intinya, masih perlu didiskusikan lebih lanjut tentang transaksi elektronik berisiko tinggi dengan para pemangku kepentingan. 

Perlu disepakati bersama terkait spektrum risiko tinggi ini meliputi transaksi apa saja yang harus diamankan dengan TTE tersertifikasi, sehingga menjadi industri bisnis yang aman, teratur dan sehat,” ujar Nezar.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com

Komentar