Aliran Dana Asing ke IHSG Berpotensi Berlanjut, IPOT Rekomendasikan Tiga Saham untuk Trading Minggu Ini

- Senin, 22 Januari 2024 | 17:00 WIB
Aliran Dana Asing ke IHSG Berpotensi Berlanjut, IPOT Rekomendasikan Tiga Saham untuk Trading Minggu Ini

JAKARTADAILY.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu Jumat, 19 Januari 2023 ditutup di level 7.227 atau turun 0,2 persen dalam seminggu dan saat ini IHSG sedang sedang membuat tren baru dengan konsolidasi dengan rentang support 7.180 dan resistance 7.280.

Adapun dua top gainers pada 15-19 Januari 2024 lalu yakni IDX Basic yang naik 4,14 persen dalam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham TPIA sebagai kontributor terbesar terhadap sektor basic materials. TPIA naik sebesar 22,19 persen dalam seminggu setelah penurunan yang signifikan dalam sebulan terakhir dan IDX Industrials dimana dalam sepekan terakhir naik sebesar 0,54% yang disebabkan kenaikan saham UNTR sebesar 0,73 persen dalam seminggu terakhir dan 10,31 persen dalam sebulan terakhir.

Sementara itu, dua top losers pada minggu lalu yakni IDX Health yang melemah 3,16 persen selama seminggu disebabkan oleh pelemahan saham-saham farmasi setelah naik seiring dengan sentimen peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa pekan lalu dan saat ini saham-saham farmasi kembali turun seiring dengan penurunan kasus Covid-19 dan IDX Techno yang menurun sebesar 2,65 persen dalam sepekan terakhir disebabkan oleh penurunan saham GOTO yang turun sebesar 5,49 persen dalam seminggu seiring dengan aksi distribusi yang dilakukan oleh broker RF.

Baca: Permintaan Gas Alam Tinggi, IPOT Rekomendasi Tiga Saham Buat Trading Pekan Ini

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani berpendapat pada minggu lalu ada tiga sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG yakni suku bunga BI, persetujuan anggaran pemerintah AS untuk 2024 dan kenaikan US Treasury Yield yang kembali di atas 4 persen.

Terkait sentimen suku bunga BI, pada Rabu lalu, BI melaksanakan RDG dan memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level yang sama yakni, 6 persen. Hal ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024.

Sentimen kedua terkait persetujuan anggaran pemerintah AS untuk 2024, pada Jumat lalu pemerintah dan DPR AS menyetujui anggaran pemerintah AS untuk tahun 2024 yang mencegah terjadinya government shutdown. Hal ini membuat ketiga indeks utama di bursa saham Wall Street kompak ditutup naik signifikan pada Jumat kemarin, dan membuat indeks S&P 500 dan Dow Jones mencetak level tertinggi baru.

Baca: Saham BBRI Naik 61,5 Kali Lipat Sejak IPO, BRI Saksi Hidup BUMN Bisa Kerek Nilai Ekonomi dan Sosial Sekaligus

Sementara itu, untuk konteks sentimen kenaikan US Treasury Yield yang kembali di atas 4 persen, terang Dimas, minggu lalu terjadi kenaikan imbal hasil pada 10 years US Treasury yang sempat berada di level 4,15 persen. Pergerakan yield obligasi yang berkorelasi negatif dengan indeks saham membuat volatilitas yang cukup besar terjadi di pasar saham.

"Kenaikan imbal hasil 10 years US Treasury ini terjadi setelah data ekonomi AS yang kuat setelah rilisnya data penjualan ritel AS untuk Bulan Desember yang berada di level 0,6 persen MoM atau naik 0,3 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi The Fed untuk bisa mencapai target inflasi di level 2 persen, sehingga menciptakan ketidakpastian yang lebih tinggi bagi pelaku pasar," terangnya

Sentimen dan Rekomendasi Minggu Ini
Berbicara tentang sentimen minggu ini, Dimas menyebutkan ada tiga sentimen yang wajib diperhatikan para trader yakni indeks harga belanja personal inti bulanan AS, data tenaga kerja mingguan AS dan aliran dana asing ke IHSG.

"Berdasarkan konsensusnya kalau Indeks Harga Belanja Personal Inti bulanan AS (Core PCE) akan berada di level 0,2 persen atau naik dari bulan sebelumnya yang berada di level 0,1 persen. Indikator ini yang digunakan oleh The Fed dalam mendapatkan gambaran inflasi yang terjadi disana dan memengaruhi keputusan suku bunga yang akan dilakukan oleh The Fed di bulan ini," terangnya.

Baca: Cermati Sentimen Rebalancing Indeks MSCI, IPOT Rekomendasikan Tiga Saham Buat Trading Pekan Ini

Terkait sentimen data tenaga kerja mingguan AS, pada Kamis besok data tenaga kerja mingguan AS akan rilis dan berdasarkan konsensusnya kalau AS akan mencatatkan penambahan tenaga kerja sebesar 200 ribu atau meningkat dari minggu sebelumnya yang mencatatkan kenaikan tenaga kerja sebesar 187 ribu.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: indonesia.jakartadaily.id

Komentar